"Kelompok Chabib Oktafianjati BK UMMgl"
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepribadian
adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu
kesatuan,tidak terpecah-belah dalam fungsi-fungsi memahami kepribadian berarti
memahami aku atau self atau memahami manusia seutuhnya (Alwisol, 2004: 1-2). Teori
psikologi kepribadian bersifat deskriptif dalam ujud penggambaran organisasi
tingkah laku secara sistematis dan mudah difahami. Semua tingkah laku pasti
beralasan, seperti pendorong,sebab musabab,latar belakang,motivator,dll. Faktor
itu harus diletakkan sesuai dengan kerangka agar semua terjamin tersusun secara
cermat dan bermakna ketika mendiskripsikan tingkah laku, da agar deskripsi
dilakukan secara sistematik dan komunikatif. Fenomenologi adalah ilmu dalm
bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Rogers
mendiskripsikan fenomenologi menjadi 19 yang di bahas dalam makalah ini serta
konsep dari fenomenologi. Pendekatan fenomenologi dari Rogers konsisten
menekankan pandangan bahwa tingkah laku manusia hanya dapat dipahami dari bagaimana
dia memandang realita secara subyektif. Pendekatan ini juga berpendapat bahwa
manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri,bahwa hakekat
terdalam dari manusia adalah sifatnya yang bertujuan, dapat dipercaya, dan
mengejar kesempurnaan diri.
Rogers
memandang manusia tersosialisasi dan bergerak kedepan, berjuang untuk berfungsi
penuh serta memiliki kebaikan.
Kepribadian
dalam teori Rogers intinya adalah self. Menurutnyanya konsep self adalah
kesadaran batin yang tetap dimana yang berhubungan dengan aku dan membedakan
aku dengan yang bukan aku.konsep self adalah pusat referensi dari pengalaman. Self
adalah interaksi anatara individu atau organisme dengan medan fenomena sehingga
terbentuk self. Kesadaran akan self akan membantu seseorang membedakan dirinya
dengan orang lain. Konsep self menggambarkan konsepsi orang mengenai dirinya
sendiri,ciri-ciri yang dianggap sebagai dirinya contoh “saya
cerdas,menyenangkan,jujur,”. Konsep self juga menggambarkan gambaran pandangan
diri dalam kaitannya dengan perannya dalam kehidupan dan dalam kaitannya dengan
hubungan interpersonal. Struktur self adalah konsep self yang apa adanya,
sedangkan idea-self berisi gambaran diri yang diinginkan,bagaiana dirinya
seharusnya,sebagai tujuan perkembngan dan prestasi.
B. Biografi Carl Ransom Rogers
Carl
Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park,Illinois, sebagai
anak keempat dari enam bersaudara pasangan Walter dan Julia Cushing Rogers.
Carl lebih dekat dengan ibunya dari pada ayahnya yang sering pergi karena
pekerjaan sebagai insinyur sipil. Orang tua Carl merupakan orang yang religius
sehingga membuat Carl tertarik pada Injil,sehingga membuat dia sring membacanya
dan buku-buku lainnya. Dari orang tuanya ia belajar makna dari kerja keras.
Rogers sempat berkeinginan menjadi
petani sehinga ia kuliah di University of Wisconsin dan menggambil jurusan
pertanian. Akan tetapi dia mulai kehilangan minatnya dan lebih tertarik
mempelajari bidang keagamaan, pada tahun ketiga dia terlibat dalam aktifitas
keagamaan di lingkungan kampus dan menghabiskan enam bulan ke cina untuk
konfrensi keagamaan pelajar. Perjalanan ini memberi kesan yang dalam bagi
Rogers, interaksi dengan pemimpin agama mengubah menjadi pemikir yang liberal
dan mendorong menuju kebebasan dari pandangan religius, serta menjadikan lebih
percaya diri dalam hubungan sosial. Sayangnya dia kembali dari perjalanan ini
dengan tukak.
Walau tukak tersebut menghambat
untuk kembali ke universitas tapi tidak menghambat untuk bekerja, dia menghabiskan
satu tahun masa pemulihan dengan bekerja di ladang dan tempat penjualan kayu
sebelum akhinya kembali ke University of Wincosin. Di sana dia bergabung dengan
okelompok persaudaraan dia lebih percaya diri, dan secara umu berbeda saat
sebelum berangkat ke Cina.
Tahun 1924 Rogers bergabung dengan
seminar Union Theological di New York dengan intensi menjadi pastur. Saat
seminar dia mengikuti beberapa kelas psikologi dan pendidikan di Columbia
University. Rogers terpengaruh oleh pergerakan pendidikan progresifoleh John
Dewey yang kuat di Teacher College,Columbia. Rogers mulai kehilanagan
ketertarikan terhadap sikap dokrinasi dari studi keagamaan, sehingga Rogers
memutuskan tidak ingin menunjukan seperangkat keyakinan yang tetap namun
menginginkan kebebasan yang lebih dalam mengeksplorasi gagasan baru. Akhirya
dia meinggalkan seminar dan bergabung dengan Teacher Collage sepenuhnya dengan
mengambil jurusan psikologi klinis dan pendidikan,serta mulai saat itu dia
tidak kembali ke pendidikan agama formal dan hidupnya mulai memiliki arah baru
ke arah psikologi dan pendidikan.
Tahun 1927 dia bekerja sebagai staff
di Institud Of Child Guidance yang baru di New York City dan erus bekerja
sambil menyelesaikan gelar doktornya. Di institud itu dia mendapat pengetahuan
teori psikoanalisis Freud namun tidak terpengaruh oleh teori tersebut walau
mencoba mempraktikannya,ia juga mengikuti kuliah Alfred Adler secara
mengejutkan dia dan anggota staff dengan argumen kasus tidak penting dalam
psikoterapi.
|
Tahun 1939 Rogers menulis buku
pertamanya The Clinical Treatment of The
Problem Childyang dipublikasi dan akhirnya ia mendapat tawaran mengajar
dari Ohio State University, ia hampir menolak tawaran ini kalau istrinya tidak
memaksanya menerimanya, dan Ohio State menawarkan posisi puncak dengan
peringkat akademis profesor. Pada tahun 1940 di umur 38 tahun Rogers pindah ke
Colombus untuk memulai karier baru.
Dorongan dari mahasiswanya di Ohio
State,Rogers secara bertahap mulai mengonseptualisasikan gagasannya dalam
psikoterapi walau dikemas tidak unik dan tentunya tidak kontroversional.
Gagasan ini kemudian dimasukan dalam Counseling and Psychoterapy yang di
publikasikan pada tahun 1942. Buku ini adalah reaksi ari pendekatan lama
terhadap terapi, Rogers meminimalisasi penyebab dari gangguan serta
identifikasi dan penanaman gangguan. Ia juga menekankan pentingnya perkembangan
pasien.
Tahun 1944 Rogers kembali pindah ke
New York sebagai pengarah dari layanan Konseling untuk United Services
Organization. Setahun ia mendapat posisi di University if Chicago tempatnya
membangun pusat konseling dan memberi kebebaan melakukan penelitian proses dan
hasil psikoterapi. Disana antara tahun 1945-1957 adalah masa produktif
dia,terapinya berkembang dari yang menekan metodologi (teknik langsung) menjadi
ke arah hubungan terapis dan klien. Bersama rekan kerja,tim peneliti dan
muridnya dia menciptakan inovasi mengenai proses dan efektivitas psikoterapi.
Rogers menerima posisi di University
of Wisconsin tahun 1957 karena ingin memperluas penelitian dan gagasan mengenai
psikiatri,tetapi ia merasa frustasi dengan kediamannya di Wisconsin karena
tidak dapat menyatukan psikiatri dengan psikologi, serta merasa anggota tim
penelitian telah melakukan kegiatan dengan tidak jujur dan etis.
Rogers pindah ke California dan
bergabung dengan Western Bahavioural Cciences Institute (WBSI) dan sangat tertarik dengan kelompok
pertemuan.
Rogers mengundurkan diri dari WBSI
saat ia merasa kurang demokratis dan mendirikan Centre for Studies of the Person bersama 75orang lainnya dari
institute tersebut, dia melanjutkan kerja dengan kelompok pertemuan, namun
memperluas metode yang berpusat pada pribadi ke bidang pendidikan( termasuk
pelatihan dokter) dan politik internasional.di masa akhir hidupnya dia memimpin
workshop di negara-negara seperti Hungaria, Brasil,Afrika Selatan, dan Uni
Soviet. Rogers meninggal tanggal 14 Februari 1987 setelah mengikuti operasi
pembedahan pinggulnya yang patah
|
Rogers mendapat banyak penghargaan
selama kehidupan profesionalnya. Ia adalah ketua pertama American Association
for Applied Psychology dan membantu menyatukan kembali organisasi tersebut
dengan American Psychology Association (APA). Kemudia dia menjadi ketua pertama
American Academy of Psychoterapis. Tahun 1956 ia mendapat penghargaan
Distinguished Scientific Contribution Award yang pertama yang dipersembahkan
APA. Penghargaan ini sangat memuaskan Rogers karena menekankan kemampuannya
sebagai penelii, kemampuan yang dia pelajari dengan sungguh-sungguh sebagai
anak petani di Illinois.
Karena tekanan dari orang lain dn
untuk memuaskan kebutuhan internal agar dapat menjelaskan fenomena yang sedang
di observasi,ia membentuk teorinya sendiri yang pertama kali dikemukakan secara
tentatif pada pidatonya sevagai ketua APA. Torinya didukung penuh oleh
Client-Centered Therap dan dikemukakan lebih detail dalam buku Koch(1959).
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui hakekat pribadi fenomenologi teori Carl Rogers
2.
Untuk
mengetahui konsep dasar dari teori Carl Rogers
3.
Untuk
mengetahui dinamika kepribadian
4.
Untuk
mengetahui hubungan konsep fenomenologi dengan sudut pandang dalam BK dan
nilai-nilai Islam
D.
Manfaat
1.
Agar
kami dapat mengetahui pengertian tentang kepribadian individu menurut teori
Fenomenologi dari Carl Rogers
2.
Agar
kami bisa mengetahui bahwa manusia adalah mahkluk yang unik dan memiliki
pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda
3.
Agar kami dapat mengetahui konsep dasar
teori Carl Rogers
4.
Agar
kami bisa melihat dari sudut pandang bimbingan dan konseling dan nilai-nilai
dalam islam
BAB
II
TEORI
FEOMENOLOGI
A. Pengertian Fenomenologi
Fenomenologi adalah ilmu dalm bidang filsafat yang
mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Rogers mendiskripsikan
fenomenologi menjadi 19 yang di bahas dalam makalah ini serta konsep dari
fenomenologi. Pendekatan fenomenologi dari Rogers konsisten menekankan
pandangan bahwa tingkah laku manusia hanya dapat dipahami dari bagaimana dia
memandang realita secara subyektif. Pendekatan ini juga berpendapat bahwa
manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri,bahwa hakekat
terdalam dari manusia adalah sifatnya yang bertujuan, dapat dipercaya, dan
mengejar kesempurnaan diri. Carl rogers terkenal berkat metode terapi yang dikembangkannya, yaitu
tak mengarahkan atau terapi berpusat pada klien. Rogers adalah orang pertama
yang melibatkan peneliti ke dalam sesi terapi. Dengan cara itu orang mulai
belajar mengenai hakekat psikoterapi dan proses beroperasinya.
Teori fenomenologis Rogers yaitu realitas setiap
orang akan berbeda-beda tergantung pengalamannya,yaitu pengalaman
perseptualnya. Lapangan pengalaman tersebut dinamakan fenomenal field. Rogers
menerima self dari lapangan fenomena tersebut.
Setiap orang memiliki pengalaman hidup yang
berbeda-beda, tergantung bagaimana individu tersebut menyikapinya. Rogers
memamndang masa lampau akan mempengaruhi masa masa sekarang sehingga berdampak
pada masa depan. Pengalaman tersebut akan membentuk konsep/struktur self yaitu angapan dirinya berbeda dengan orang
lain. setiap pengalaman akan diseleksi menurut struktur self ada yang diterima
dan ada pula yang ditolak,penolakan tersebut sebagai upaya mempertahankan
konsep self yang telah ada dan pada setiap manusia yang tidak ingin dia ubah.
Contoh individu yang menganggap dirinya pintar namun saat dia mendapatkan nilai
jelek dia akan mengaburkannya dengan menganggap itu kesalahan gurunya dengan
menilai secara tidak adil. Namun ada pengalaman yang akan membuat perubahan
konsep self yang dianggapnya pantas untuk dia terima.
B. Hakekat Pribadi Fenomenologis
Pendekatan
humanistik sangat menghargai individu sebagai organisme yang potensial. Rogers
mengemukakan 19 rumusan mengenai hakekat pribadi (self) sebagai berikut :
1. Organisme
berada dalam dunia pengalaman yang terus menerus berubah (phenomenal field),
dimana dia menjadi pusatnya. Pengalaman adalah segala sesuatu yang berlangsung
di dalam diri individu pada saat tertentu,meliputi proses psikologik, kesan
sensorik, dan aktivitas motorik
2. Organisme
menanggapi dunia sesuai persepsinya. Realita subyektif mungkin berbeda dengan
fakta sebenarnya. Pemicu yang menggerakan tingkah laku bukan stimulus tapi
realita subyektif.
3. Organisme
mempunyai kecenderungan pokok yakni keinginan untuk
mengaktualisasikan-memlihara dan meningkatan diri.
4. Organisme
mereaksi medan fenomena secara total dan berarah ke yujuan.
5. Tingkah
laku merupakan usaha yang terarah ke tujuan untuk memuaskan kebutuhan,
mempertahankan, megaktualisasi, dan memperluas diri.
6. Emosi
menyertai tingkahlaku sehingga intensitas emosi tergantung kepada pengamatan
subyektif seberapa penting tingkah lakudalam usaha
aktualisasi-memelihara-mengembangkan diri
7. Jalan
terbaik memamhami tingkah laku seseorang adalah dengan memakai kerangka
pandangan orang itu sendiri. Teknik laporan-diri cukup baik walau tidak memberi
ambaran jelas tentang gambaran individu. Teknik ini lebih baik dari teknik
asesmen memkai tes psikologi,angket dll.
8. Sebagian
dari medan fenomena secara berangsur mengalami deferensiasi sebagai proses
terbentuknya self.
9. Struktur
self terbentuk dari hasil interaksi organisme dengan medan fenomenal, terutama
evaluatif dengan orang lain.
10. Apabila
terjadi konflik antara nilai-nilai yang sudah dimiliki dengan nilai-nilai baru
yang akan diintrijeksi, serta mengaburkan nilai yang semula ada dalam dirinya.
organisme akan meredakan konflik dengan merevisi gambaran dirinya dengan
medistorsi nilai-nilai baru.
11. Pengalaman
yang terjadi dalam kehidupan seseorang diproses oleh kesadaran yang
berbedatingkatannya.
12. Umumnya
tingkahlaku konsisten dengan self, sehingga untuk menggubah tingkah laku adalah
dengan menggubah konsep self.
13. Tingkahlaku
yang didorong oleh kebutuhan organis tapi tidak diimbangkan bisa tidak
konsisten dengan self. Tingkahlaku semacam ini biasanya dilakukan untuk memelihara
gambaran self.
14. Spyuchological
maladjusment akibat adanya tension terjadi akibat organisme menolak menyadari
pengalaman sensorik yang tidak dapat disimbulkan dan disusun dalam struktur
self.
1
16. Setiap
pengalaman yang tidak sesuai struktur self akan diamati sebagai ancaman.
Semakin kuat strukyur selfnya akan semakin banyak pengalaman yang dianggap
ancaman karena tidak sesuai dengannya, sehingga semakin kuat pula usaha
mempertahan dirinya
17. Dalam
kondisi tertentu.kondisi yang bebas ancaman terhadap struktur self,pengalaman
yang tidak konsisten dengan struktur self diamati dan diuji, serta di revisi
untuk mengasimilisasi pengalaman tersebut.
18. Apabila
organisme mengamati dan menerima semua pengalaman sensoriknya ke dalam sistem
yang konsisten, maka dia akan bisa mengerti dan menerima orang lain sebagai
individu yang berbeda.
19. Semakin
banyak individu mengamati dan menerima pengalaman sensorik kedalam struktur
selfnya,kemungkinan terjadi introjeksi/revusu nilai-nilai semakn besar (Alwison, 2004: 265-268).
C. Konsep Dasar
Pendekatan
person-centered dibangun atas dua hipotesis dasar
1. Setiap
orang memiliki kapasitas untuk memahami keadaan yang menyebabkan ketidak
bahagiaan dan mengatur kembali kehidupan menjadi lebih baik
2. Kemampuan
seseorang untuk menghadapi keadaan ini dapat terjadi dan ditingkatkan jika
konselor menciptakan kehangatan,penerimaan, dan dapat memahami relasi (proses
konseling) yang sedang di bangun
(Komalasari, 2011: 263).
Rogers
sejak awal membahas tentang bagaimana kepribadian berubah dan berkembang,
Rogers tidak menekankan aspek struktual dari kepribadian namun dasar penting
dari teorinya ada 3 yaitu : organisme, medan fenomena dan self.
a.
Organism
Pengertian
organism mencakup 3 hal yaitu :
1. Mahluk
hidup : makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologinya. Organisme adalah
tempat semua pengalaman,sesuatu yang potensial dalam kesadaran, persepsi mengenai yang terjadi dalam diri dan
dunia eksternal.
2. Realitas
subyektif : organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya.
Realita adalah persepsi yang sifatnya subyektif bukan fakta benar atau salah.
Realita subyektif seperti itulah yang membentuk tingkah laku
3. Holisme
: organisme adalah kesatuan sistem sehingga perubahan pada satu bagian akan
mempengaruhi yang lain.
Dari
3 hal tersebut dapat disimpulkan bahwa organisme adalah individu itu sendiri
yang mencakup aspek fisik dan psikologinya.
b.
Medan
fenomena ( phenomenal field)
Keseluruhan
pengalaman baik internal maupun eksternal, didasari maupun tidak didasari
itulah yang dinamakan medan fenomena. Medan fenomena adalah seluruh pengalaman
pribadi seseorang sepanjang hidupnya didunia.
Medan
fenomena juga diartikan pengalaman hidup yang bermakna secara psikologis bagi
individu,dapat berupa pengalaman,pengasuhan orang tua dan hubungan pertemanan.
Diskripsi
tentang medan fenomena ;
1. Meliputi
pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri) maupun eksternal (persepsi
mengenai dunia luar)
2. Semua
persepsi bersifat sunyektif, benar bagi dirinya.
3. Medan
fenomena tidak dapat diketahui orang lain kecuali melalui inferensi empatik
itupun tidak diperoleh pengetahuan yang sempurna.
c.
Self
Self
adalah satu-satunya struktur kepribadian yang sebenarnya sehingga self adalah
pokok dari teori kepribadian Rogers
Self
adalah interaksi anatara individu atau organisme dengan medan fenomena sehingga
terbentuk self. Kesadaran akan self akan membantu seseorang membedakan dirinya
dengan orang lain.
Konsep
self menggambarkan konsepsi orang mengenai dirinya sendiri,ciri-ciri yang
dianggap sebagai dirinya contoh “saya cerdas,menyenangkan,jujur,”. Konsep self
juga menggambarkan gambaran pandangan diri dalam kaitannya dengan perannya
dalam kehidupan dan dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal. Struktur
self adalah konsep self yang apa adanya, sedangkan idea-self berisi gambaran
diri yang diinginkan,bagaiana dirinya seharusnya,sebagai tujuan perkembngan dan
prestasi.
Penjelasan
mengenai self dari 19 rumusan rogers
1. Self
terbentuk melalui diferensiasi medan denomena
2. Self
terbentuk melalui introjeksi nilai nilai tertentu dan dari distorsi pengalaman.
3. Self
bersifat integral dan konsisten
4. Pengalaman
yan tidak sesuai dengan struktur self dianggap ancaman
5. Self
dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan belajar.
Tanpa
kesadaran struktr self tidak pernah ada. Rogers membatasi kesadaran sebagai
representasi simbolik dari bagian-bagian pengalaman. Ada 3 tingkatan simbolis
atau kesadaran
|
Misalnya
siswa tidak senang belajar,kemudian perasaan tidak senang itu diingkari dan
tidak dimasukan dalam struktur self karena akan berbahaya terhadap konsep diri
karena dapat menurunkan semangat belajar.
2. Suaru
peristiwa dialami dengan kesadaran penuh dan disimbolkan dalam struktur self.
Misal
siswa menganggap dirinya rajin,dan dia mendengar teman-teman berbicara bahwa
dia rajin sehingga sehingga sesui dengan struktur selfnya. Sehingga pengalaman
tersebut disimbolkan dan menjadi struktur selfnya.
3. Suatu
peristiwa terjadi suatu pengaburan
Siswa
menganggap dirinya cerdas namun mendapat hasil ulangan yang jelek sehingga dia
mengaburkan dengan mengganggap itu akibat guru yang menilai tidak
obyektif,nasib buruk dll. Hal itu dalam rangka untuk mempertahankan struktur
selfnya.
D.
Dinamika
Kepribadian
1. Penerimaan
Positif (positive Regard)
Bayi mengembangkan
konsep self dengan membedakan dan mengiternalisasi pengalaman eksternal yang
memuaskan atau tidak,mula-mula secara fisik, namun kemudian berkembang menjadi
kepuasan emosional dan sosial.akhirnya konsep self akan mencakup gambaran
dirinya,siapa seharusnya dirinya, dan siapa kemungkinan dirinya.
Kesadaran memiliki
konsep diri kemudian mengembangkan penerimaan positif (kebutuhan
dicintai,diakui lingkungan dan agar diterima dengan baik), penerimaan positif
ibu akan memuaskan si bayi. Penerimaan positif yang dibutuhkan adaah penerimaan
tanpa syarat sebagai pribadi yang utuh.
Orang yang merasa puas
karena menerima regard positif akan merasa puas saat memberikan penerimaan yang
positif,itulah hubungan timbal balik regard positif.
Konsep penerimaan
positif Rogers bertentangan dengan konsep super-ego dari freud. Prinsip super
ego freud adalah konsensia( baik-buruk) dan ego ideal ( performa terbaik), yang
menghadiahi tinggkah laku baik dan menolak tingkah laku buruk sehingga disebut
penerimaan positif bersyarat. Yang berarti memaksan anak untuk menerima norma
orang tua untuk merasa berharga, anak terpaksa menghambat perkembangannya untuk
menyesuaikan norma orang tua sehingga menjadi tidak bebas dan terlambat dalam
aktualisasi diri.
2. Konsistensi
dan salingsuai self ( self consistency dan congruence)
a. Individu
menyadari dan mengizinkan pengalaman masuk kesadaran,namun keadaan yang
inkronguen itu akan menimbulkan ketegangan dan kebingungan.
b.Individu
yang tidk menyadari keadaan ingkronguennya dia rentan mengalami anxiety akibat
ingkronguen itu.
c. Individu
yang tidak mengizinkan pengalaman masuk ke kesadaran maka akan megalami
kecemasan masuknya dskrepansi ke kesadaran.
d.
Individu yang berusaha mempertahankan
konsep selfnya dengan pertahanan ,mengaburkan makna asli pengalaman, atau
mengingkari pengalaman yang pernah mauk.
Dalam
dunia subyektif membedakan kenyataan dan fiksi melalui pengecekan ke sumber
informasi. Adalah salingsuai atak ketidaksesuaian antara self denganorganis
yang menentukan kemasakan, penyesuaian dan kesehatan mental.
Perhatian
Rogers adalah bagaimana inkongruen itu berkembang dan bagaimana self dan
organisme dapat semakin kongruen.
3. Aktualisasi
diri (self actualization)
Rogers memandang
organisme terus menerus bergerak maju tujuannya untuk mengaktualisasikan diri.
Organisme memiliki satu kekuatan motivasi,dorongan aktualisasi diri, dan tujuan
hidup menjadi aktualisai diri. Ada banyak kebutuhan tapi semua itu melayani
dasar organisme megaktualisasikan diri yaitu kebutuhan pemeliharaan dan
peningkatan diri. Dua kebutuhan terpenting lainnya adalh penerimaan positif
dari orang lain dan penerimaan positif dari diri sendiri yang dipelajari saat
bayi.
a. Pemeliharaan
(maintenance) kebutuhan yang timbul dalam rangka memuaskan kebutuhan dasar
seperti makan,udara dan keamanan serta kecenderungan menolak perubahan dan
mempertahankan keadaan sekrang. Pemeliharaan bersifat konservatif, dlam bentuk
mempertahankan konsep diri yang dirasa nyaman. Orang tersebut akan menolak ide
baru, mengaburkan pengalaman karena takut perubahan dan perkembangkan akan
menyebabkan rasa sakit.
b. Peningkatan
diri (enhancement) walaupun ada keinginan yang kuat untuk mempertahankan
keadaan tetap tetapi orang tetap ingin belajar dan berubah. Kebutuhan untuk
menjadi lebih baik dan berkembang dinamakan peningkatan diri, hal ini
diekspresikan dengan rasa ingin tahu, kegembiraan,eksplorasi diri,kemasakan dan
persahaban.
c. Penerimaan
positif dari orang lain (positive regard of other)ketika sedaran self muncul
mengembangkan kebutuhan ddicintai dan diterima oleh sekitarnya.kebutuhan untuk
diterima-positif akan memotivasi sepanjang hidup. Nolai penerimaan-positif jauh
lebih kuat dibanding kepuasan dari pemenuhan kebutuhan organismik. Contoh anak
yang sangat takut anjing karena diperintah ayahnya untuk memegang anjing akan
menyampingkan rasa takutnya demi mendapat pujian ayahnya.
Aktualisasi
diri berlangsung mengikuti apa yang digariskan keturunan,katika organisme itu
masak secara psikis maka dia semakin berbeda dengan orang lain,semakin
luas,otonon, dan tersosialisasi,ini adalah gerak maju dalam kehidupan orang dan
inilah yang dipakai terapis untuk pasian Rogers. Aktualiasi diri merupakan
energi kehidupan manusia,secara alami aktualisasi diri menunjukan rintangan
luas tingkah laku,yaitu :
1.tingkah
laku yang berakar pada proses psikologi,termasuk kebutuhan dasar,kebutuhan
mengembangkan dan memerinci fungsi tubuh regenerasi.
2.Tingkah
laku yang berkaitan dengan motivasi psikologi untuk menjadi diri sendiri,
proses aktif menjadi sesuatu,dll.
3.
Tingkah laku yang tidak meredakan tegangan tetapi justru meningkatkan
tegangan,yakni tingkah laku yang memotivasi untuk berkembang dan menjadi lebih
baik.
Rogers
memberikan contoh kongkrit dalam bentuk ciri-ciri tingkahlaku yang ingin
mencapai dan menyelesaikan. Tingkah laku yang membuat orang bisa lebih
berfungsi,misalnya :
a. Memperoleh
sor yang tinggi
b.Berjuang
untuk independen
c. Belajar
berjalan
d. Profesor
menerbitkan buku
e. Mendpat
promosi jabatan
f. Membantu
penderita AIDS
Kesimpulanya
Rogers mengasumsikan bahwa dasarnya ada peluang semua tingkah laku manusia
diarahkan dan bertujuan meningkatkan kompetensinya, yang berarti
mengaktualisasikan dirinya.penglaman tingkahlaku yang meningkatkan dan
mengembangkan self dinilai positif sebaliknya yang menghalangi self dinamakan
negatif. Rogers percaya tidak ada seorangpun mencapai aktualisasi dii
sepenuhnya sehingga tidak membutuhkan motivasi lagi. Menurutnya akan selalu ada
bakat yang harus dikembangkan,ketrampilan yang harus dikuasai, atau dorongan
biologi yang dapat dipuaskan secara lebih efisien.
E.
Kajian
Pustaka
1.
Fenomenologi
dalam Sudut Pandang BK
Fenomenologi adalah sebuah studi dalam
bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena
Pendekatan fenomenologi
dari Rogers konsisten menekankan pandangan bahwa tingkah laku manusia hanya
dapat difahami dari bagaimana dia memandang realita secara subyektif (subjective experience of reality). Carl
Rogers menekankan berpusat pada klien (client
centered therapy). Menurut Rogers, klien datang kepada konselor dalam
keadaan tidak selaras, yakni terdapat ketidakcocokan antara persepsi diri dan
pengalaman dalam kenyataan. Hal –hal yang mendorong klien untuk menjalani
terapi mungkin adalah perasaan tidak berdaya, tidak kuasa, dan tidak
berkemampuan untuk membuat keputusan-keputusan untuk mengarahkan hidupnya
sendiri secara efektif. Pendekatan teori bergantung pada latar belakang teori
kepribadian yang mendasari.
Sehingga dalam sudut
pandak BK teori fenomenologi menurut Carl Rogers yaitu ketika seorang klien
datang maka deorang konselor paham bahwa ada sebuah ketidak sesuaian antara
individu dengan angapan individu tersebut sehingga individu tersebut perlu
menjalani proses konseling agar mampu mebuat keputusan dan menyelesaikan
masalahnya yaitu dengan mengarahkan hidupnya sendiri sesuai yang dia kehendaki.
2.
Fenomenologi
dalam Sudut Pandang Nilai-nilai Islam
Fenomenologi yang kemukakan Rogers
yaitu bahwa setiap orang memiliki konsep self yang membedakan setiap orang
dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam bahwa manusia diciptakan
oleh Allah dengan berbeda.
fenomenologi
agama adalah aspek pengamalan keagamaan, dengan mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena keagamaan secara konsisten dalam orientasi keimanan atau
kepercayaan.
Fenomenologi agama adalah Ilmu yang mempelajari
agama sebagai suatu fakta atau peristiwa yang dapat diamati secara obyektif
dengan menggunakan analisa deskriftif. Jadi, pendekatan fenomenologi
adalah pendekatan agama dengan cara membandingkan berbagai macam gejala
dari bidang yang sama antara berbagai macam agama.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Fenomenologi kepribadian menurut carl roger ini ia
berpendapat bahwa kepribadian seseorang dibentuk dari pengalaman-pengalamannya
dari ia kecil hingga dewasa. Dalam
teori Carl Rogers ia memandang manusia tersosialisasi dan bergerak ke depan,
berjuang untuk berfungsi penuh, serta memiliki kebaikan. Manusia pada dasarnya
dapat dipercayai, kooperatif, dan konstruktif, tidak perlu melakukan
pengendalian terhadap dorongan dorongan agresif yang dimilikinya. Teori Carl
Rogers didasarkan pada pengalaman selama bertahun-tahun dalam menangani klien
klien nya. Dan seluruh teori Rogers dibangun dari satu gaya hidup yang ia sebut
kecenderungan aktualisasi. Aktualisasi dapat didefinisikan sebagai motivasi
built-in yang hadir dalam semua format kehidupan untuk mengembangkan semua
potensi dengan penuh. Rogers percaya bahwa semua makhluk berusaha untuk membuat
yang terbaik dari keberadaan mereka. Jika mereka gagal untuk melakukannya, itu
bukan kurangnya keinginan tetapi karena kondisi yang membatasinya. Jadi dalam
teori Carl Rogers ini ia lebih menekankan pada klien.
B. Kritik dan Saran
1.
Kesulitan untuk menemukan referensi
yang dapat dipertanggung jawabkan menjadi hambatan dalam penyusunan makalah
ini,sehingga materi yang penyusun sajikan mejadi kurang lengkap.
2. Kesulitan
dalam memahami makna dari buku-buku sumber referensi membuat penyusun kurang
baik dalam menyajikan makalah ini.
REFERENSI
Feist,Jess dan Feist,
Gregory j.2010.Teori Kepribadian Theories of Personality.Jakarta Selatan : Salemba
Humanita
Hidayat, Dede
Rahmat.2011.Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam
Konseling.Bogor:Ghalia Indonesia
Komalasari,Gantina,dkk.2011.Teori
Dan Teknik Konseling.Jakarta Barat:indeks
Kuswara,B.1995.Motivasi
Teori dan Penelitiannya.Bandung:Angkasa
Nurihsan,A.juntika dan
Yusuf,Syamsu.2005.Landasan Bimbingan dan Konseling.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Sarwono,Sarlito
Wirawan.2009.Pengantar Psikologi Umum.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Schultz,
Duane.1991.Pskologi Pertumbuhan.Yogyakarta:kanisius
Sukmadinata,Nana
Syaodih.2005.Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Suryabrata,Sumadi.2003.Psikologi
Kepribadian.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Taniputera,Ivan.2005.Psikologi
Kepribadian.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar