Minggu, 06 Maret 2016

makalah Teori Psikologi Kepribadian KONSEP FENOMENOLOGI "ROGERS"


                         
"Kelompok Chabib Oktafianjati BK UMMgl"



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan,tidak terpecah-belah dalam fungsi-fungsi memahami kepribadian berarti memahami aku atau self atau memahami manusia seutuhnya (Alwisol, 2004: 1-2). Teori psikologi kepribadian bersifat deskriptif dalam ujud penggambaran organisasi tingkah laku secara sistematis dan mudah difahami. Semua tingkah laku pasti beralasan, seperti pendorong,sebab musabab,latar belakang,motivator,dll. Faktor itu harus diletakkan sesuai dengan kerangka agar semua terjamin tersusun secara cermat dan bermakna ketika mendiskripsikan tingkah laku, da agar deskripsi dilakukan secara sistematik dan komunikatif. Fenomenologi adalah ilmu dalm bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Rogers mendiskripsikan fenomenologi menjadi 19 yang di bahas dalam makalah ini serta konsep dari fenomenologi. Pendekatan fenomenologi dari Rogers konsisten menekankan pandangan bahwa tingkah laku manusia hanya dapat dipahami dari bagaimana dia memandang realita secara subyektif. Pendekatan ini juga berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri,bahwa hakekat terdalam dari manusia adalah sifatnya yang bertujuan, dapat dipercaya, dan mengejar kesempurnaan diri.
Rogers memandang manusia tersosialisasi dan bergerak kedepan, berjuang untuk berfungsi penuh serta memiliki kebaikan.
Kepribadian dalam teori Rogers intinya adalah self. Menurutnyanya konsep self adalah kesadaran batin yang tetap dimana yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dengan yang bukan aku.konsep self adalah pusat referensi dari pengalaman. Self adalah interaksi anatara individu atau organisme dengan medan fenomena sehingga terbentuk self. Kesadaran akan self akan membantu seseorang membedakan dirinya dengan orang lain. Konsep self menggambarkan konsepsi orang mengenai dirinya sendiri,ciri-ciri yang dianggap sebagai dirinya contoh “saya cerdas,menyenangkan,jujur,”. Konsep self juga menggambarkan gambaran pandangan diri dalam kaitannya dengan perannya dalam kehidupan dan dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal. Struktur self adalah konsep self yang apa adanya, sedangkan idea-self berisi gambaran diri yang diinginkan,bagaiana dirinya seharusnya,sebagai tujuan perkembngan dan prestasi.



B.     Biografi Carl Ransom Rogers
Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park,Illinois, sebagai anak keempat dari enam bersaudara pasangan Walter dan Julia Cushing Rogers. Carl lebih dekat dengan ibunya dari pada ayahnya yang sering pergi karena pekerjaan sebagai insinyur sipil. Orang tua Carl merupakan orang yang religius sehingga membuat Carl tertarik pada Injil,sehingga membuat dia sring membacanya dan buku-buku lainnya. Dari orang tuanya ia belajar makna dari kerja keras.
            Rogers sempat berkeinginan menjadi petani sehinga ia kuliah di University of Wisconsin dan menggambil jurusan pertanian. Akan tetapi dia mulai kehilangan minatnya dan lebih tertarik mempelajari bidang keagamaan, pada tahun ketiga dia terlibat dalam aktifitas keagamaan di lingkungan kampus dan menghabiskan enam bulan ke cina untuk konfrensi keagamaan pelajar. Perjalanan ini memberi kesan yang dalam bagi Rogers, interaksi dengan pemimpin agama mengubah menjadi pemikir yang liberal dan mendorong menuju kebebasan dari pandangan religius, serta menjadikan lebih percaya diri dalam hubungan sosial. Sayangnya dia kembali dari perjalanan ini dengan tukak.
            Walau tukak tersebut menghambat untuk kembali ke universitas tapi tidak menghambat untuk bekerja, dia menghabiskan satu tahun masa pemulihan dengan bekerja di ladang dan tempat penjualan kayu sebelum akhinya kembali ke University of Wincosin. Di sana dia bergabung dengan okelompok persaudaraan dia lebih percaya diri, dan secara umu berbeda saat sebelum berangkat ke Cina.
            Tahun 1924 Rogers bergabung dengan seminar Union Theological di New York dengan intensi menjadi pastur. Saat seminar dia mengikuti beberapa kelas psikologi dan pendidikan di Columbia University. Rogers terpengaruh oleh pergerakan pendidikan progresifoleh John Dewey yang kuat di Teacher College,Columbia. Rogers mulai kehilanagan ketertarikan terhadap sikap dokrinasi dari studi keagamaan, sehingga Rogers memutuskan tidak ingin menunjukan seperangkat keyakinan yang tetap namun menginginkan kebebasan yang lebih dalam mengeksplorasi gagasan baru. Akhirya dia meinggalkan seminar dan bergabung dengan Teacher Collage sepenuhnya dengan mengambil jurusan psikologi klinis dan pendidikan,serta mulai saat itu dia tidak kembali ke pendidikan agama formal dan hidupnya mulai memiliki arah baru ke arah psikologi dan pendidikan.
            Tahun 1927 dia bekerja sebagai staff di Institud Of Child Guidance yang baru di New York City dan erus bekerja sambil menyelesaikan gelar doktornya. Di institud itu dia mendapat pengetahuan teori psikoanalisis Freud namun tidak terpengaruh oleh teori tersebut walau mencoba mempraktikannya,ia juga mengikuti kuliah Alfred Adler secara mengejutkan dia dan anggota staff dengan argumen kasus tidak penting dalam psikoterapi.





            Rogers mnerima gelar ph.D., dari Columbia pada tahun 1931, setelah pindah ke New York untuk bekerja dengan Rochester Society of the Prevention of Cruelty to Children. Rogers sangat terpengaruh oleh gagasan Otto Rank yang merupakan rekan kerja Freud. Tahun 1936 Rogers mengundang rank dalam seminar 3 hari di Rochester untuk mempresentasikan praktik post-freudian psikoterapi yang baru,itu memberikan roers gagasan bahwa terapi adalah hubungan emosional yang tumbuh dan menghasilkan,yang dipupuk oleh kemampuan mendengarkan yang baik dari terapis dan penerimaan tidak bersyarat klien.
            Tahun 1939 Rogers menulis buku pertamanya The Clinical Treatment of The Problem Childyang dipublikasi dan akhirnya ia mendapat tawaran mengajar dari Ohio State University, ia hampir menolak tawaran ini kalau istrinya tidak memaksanya menerimanya, dan Ohio State menawarkan posisi puncak dengan peringkat akademis profesor. Pada tahun 1940 di umur 38 tahun Rogers pindah ke Colombus untuk memulai karier baru.
            Dorongan dari mahasiswanya di Ohio State,Rogers secara bertahap mulai mengonseptualisasikan gagasannya dalam psikoterapi walau dikemas tidak unik dan tentunya tidak kontroversional. Gagasan ini kemudian dimasukan dalam Counseling and Psychoterapy yang di publikasikan pada tahun 1942. Buku ini adalah reaksi ari pendekatan lama terhadap terapi, Rogers meminimalisasi penyebab dari gangguan serta identifikasi dan penanaman gangguan. Ia juga menekankan pentingnya perkembangan pasien.
            Tahun 1944 Rogers kembali pindah ke New York sebagai pengarah dari layanan Konseling untuk United Services Organization. Setahun ia mendapat posisi di University if Chicago tempatnya membangun pusat konseling dan memberi kebebaan melakukan penelitian proses dan hasil psikoterapi. Disana antara tahun 1945-1957 adalah masa produktif dia,terapinya berkembang dari yang menekan metodologi (teknik langsung) menjadi ke arah hubungan terapis dan klien. Bersama rekan kerja,tim peneliti dan muridnya dia menciptakan inovasi mengenai proses dan efektivitas psikoterapi.
            Rogers menerima posisi di University of Wisconsin tahun 1957 karena ingin memperluas penelitian dan gagasan mengenai psikiatri,tetapi ia merasa frustasi dengan kediamannya di Wisconsin karena tidak dapat menyatukan psikiatri dengan psikologi, serta merasa anggota tim penelitian telah melakukan kegiatan dengan tidak jujur dan etis.
            Rogers pindah ke California dan bergabung dengan Western Bahavioural Cciences Institute (WBSI)  dan sangat tertarik dengan kelompok pertemuan.
            Rogers mengundurkan diri dari WBSI saat ia merasa kurang demokratis dan mendirikan Centre for Studies of the Person bersama 75orang lainnya dari institute tersebut, dia melanjutkan kerja dengan kelompok pertemuan, namun memperluas metode yang berpusat pada pribadi ke bidang pendidikan( termasuk pelatihan dokter) dan politik internasional.di masa akhir hidupnya dia memimpin workshop di negara-negara seperti Hungaria, Brasil,Afrika Selatan, dan Uni Soviet. Rogers meninggal tanggal 14 Februari 1987 setelah mengikuti operasi pembedahan pinggulnya yang patah



            Kehidupan Rogers ditandai oleh perubahan dan keterbukaan akan pengalaman. Sbagai remaja yang pemalu, tidak mempunyai teman dekat dan tidak kompeten dalam bidang sosial kecuali interaksi superfisial, tetapi dia memiliki kehidupan fantasi yang aktif kemudian diyakininya ia dapat didiagnisos sebagai “skizoid’ dia menikah dengan Hellen Elliot tahun 1924 yang kemudia memiliki dua anak yaitu david dan natalie. Walaupun memiliki masalah interpersonal pada awal ubungan tetapi dia percaya jika masalah ini akan menyebabkan perkembangan psikologi kedua belah pihak. Akan tetapi transisi yang tidak mdah dari meninggalkan agama formal orang tuannya dan secara bertahap membentuk filisofi eksistensial/humanistik yang di harapkan menjebatani dunia barat dan timur.
            Rogers mendapat banyak penghargaan selama kehidupan profesionalnya. Ia adalah ketua pertama American Association for Applied Psychology dan membantu menyatukan kembali organisasi tersebut dengan American Psychology Association (APA). Kemudia dia menjadi ketua pertama American Academy of Psychoterapis. Tahun 1956 ia mendapat penghargaan Distinguished Scientific Contribution Award yang pertama yang dipersembahkan APA. Penghargaan ini sangat memuaskan Rogers karena menekankan kemampuannya sebagai penelii, kemampuan yang dia pelajari dengan sungguh-sungguh sebagai anak petani di Illinois.
            Karena tekanan dari orang lain dn untuk memuaskan kebutuhan internal agar dapat menjelaskan fenomena yang sedang di observasi,ia membentuk teorinya sendiri yang pertama kali dikemukakan secara tentatif pada pidatonya sevagai ketua APA. Torinya didukung penuh oleh Client-Centered Therap dan dikemukakan lebih detail dalam buku Koch(1959).

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui hakekat pribadi fenomenologi teori Carl Rogers
2.      Untuk mengetahui konsep dasar dari teori Carl Rogers
3.      Untuk mengetahui dinamika kepribadian
4.      Untuk mengetahui hubungan konsep fenomenologi dengan sudut pandang dalam BK dan nilai-nilai Islam

D.    Manfaat

1.      Agar kami dapat mengetahui pengertian tentang kepribadian individu menurut teori Fenomenologi dari Carl Rogers
2.      Agar kami bisa mengetahui bahwa manusia adalah mahkluk yang unik dan memiliki pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda
3.      Agar kami dapat mengetahui konsep dasar teori Carl Rogers
4.      Agar kami bisa melihat dari sudut pandang bimbingan dan konseling dan nilai-nilai dalam islam




BAB II
TEORI FEOMENOLOGI
A.    Pengertian Fenomenologi
Fenomenologi adalah ilmu dalm bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Rogers mendiskripsikan fenomenologi menjadi 19 yang di bahas dalam makalah ini serta konsep dari fenomenologi. Pendekatan fenomenologi dari Rogers konsisten menekankan pandangan bahwa tingkah laku manusia hanya dapat dipahami dari bagaimana dia memandang realita secara subyektif. Pendekatan ini juga berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri,bahwa hakekat terdalam dari manusia adalah sifatnya yang bertujuan, dapat dipercaya, dan mengejar kesempurnaan diri. Carl rogers terkenal berkat metode terapi yang dikembangkannya, yaitu tak mengarahkan atau terapi berpusat pada klien. Rogers adalah orang pertama yang melibatkan peneliti ke dalam sesi terapi. Dengan cara itu orang mulai belajar mengenai hakekat psikoterapi dan proses beroperasinya.
Teori fenomenologis Rogers yaitu realitas setiap orang akan berbeda-beda tergantung pengalamannya,yaitu pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman tersebut dinamakan fenomenal field. Rogers menerima self dari lapangan fenomena tersebut.
Setiap orang memiliki pengalaman hidup yang berbeda-beda, tergantung bagaimana individu tersebut menyikapinya. Rogers memamndang masa lampau akan mempengaruhi masa masa sekarang sehingga berdampak pada masa depan. Pengalaman tersebut akan membentuk konsep/struktur self  yaitu angapan dirinya berbeda dengan orang lain. setiap pengalaman akan diseleksi menurut struktur self ada yang diterima dan ada pula yang ditolak,penolakan tersebut sebagai upaya mempertahankan konsep self yang telah ada dan pada setiap manusia yang tidak ingin dia ubah. Contoh individu yang menganggap dirinya pintar namun saat dia mendapatkan nilai jelek dia akan mengaburkannya dengan menganggap itu kesalahan gurunya dengan menilai secara tidak adil. Namun ada pengalaman yang akan membuat perubahan konsep self yang dianggapnya pantas untuk dia terima.



B.     Hakekat Pribadi Fenomenologis
Pendekatan humanistik sangat menghargai individu sebagai organisme yang potensial. Rogers mengemukakan 19 rumusan mengenai hakekat pribadi (self) sebagai berikut :
1.      Organisme berada dalam dunia pengalaman yang terus menerus berubah (phenomenal field), dimana dia menjadi pusatnya. Pengalaman adalah segala sesuatu yang berlangsung di dalam diri individu pada saat tertentu,meliputi proses psikologik, kesan sensorik, dan aktivitas motorik
2.      Organisme menanggapi dunia sesuai persepsinya. Realita subyektif mungkin berbeda dengan fakta sebenarnya. Pemicu yang menggerakan tingkah laku bukan stimulus tapi realita subyektif.
3.      Organisme mempunyai kecenderungan pokok yakni keinginan untuk mengaktualisasikan-memlihara dan meningkatan diri.
4.      Organisme mereaksi medan fenomena secara total dan berarah ke yujuan.
5.      Tingkah laku merupakan usaha yang terarah ke tujuan untuk memuaskan kebutuhan, mempertahankan, megaktualisasi, dan memperluas diri.
6.      Emosi menyertai tingkahlaku sehingga intensitas emosi tergantung kepada pengamatan subyektif seberapa penting tingkah lakudalam usaha aktualisasi-memelihara-mengembangkan diri
7.      Jalan terbaik memamhami tingkah laku seseorang adalah dengan memakai kerangka pandangan orang itu sendiri. Teknik laporan-diri cukup baik walau tidak memberi ambaran jelas tentang gambaran individu. Teknik ini lebih baik dari teknik asesmen memkai tes psikologi,angket dll.
8.      Sebagian dari medan fenomena secara berangsur mengalami deferensiasi sebagai proses terbentuknya self.
9.      Struktur self terbentuk dari hasil interaksi organisme dengan medan fenomenal, terutama evaluatif dengan orang lain.
10.  Apabila terjadi konflik antara nilai-nilai yang sudah dimiliki dengan nilai-nilai baru yang akan diintrijeksi, serta mengaburkan nilai yang semula ada dalam dirinya. organisme akan meredakan konflik dengan merevisi gambaran dirinya dengan medistorsi nilai-nilai baru.
11.  Pengalaman yang terjadi dalam kehidupan seseorang diproses oleh kesadaran yang berbedatingkatannya.
12.  Umumnya tingkahlaku konsisten dengan self, sehingga untuk menggubah tingkah laku adalah dengan menggubah konsep self.
13.  Tingkahlaku yang didorong oleh kebutuhan organis tapi tidak diimbangkan bisa tidak konsisten dengan self. Tingkahlaku semacam ini biasanya dilakukan untuk memelihara gambaran self.
14.  Spyuchological maladjusment akibat adanya tension terjadi akibat organisme menolak menyadari pengalaman sensorik yang tidak dapat disimbulkan dan disusun dalam struktur self.

1
Peyesuaian psikologis terjadi apabila organisme dapat menampung/mengatur pengalaman sensorik sedemikian rupa dalam hubungan harmonis konsep diri.
16.  Setiap pengalaman yang tidak sesuai struktur self akan diamati sebagai ancaman. Semakin kuat strukyur selfnya akan semakin banyak pengalaman yang dianggap ancaman karena tidak sesuai dengannya, sehingga semakin kuat pula usaha mempertahan dirinya
17.  Dalam kondisi tertentu.kondisi yang bebas ancaman terhadap struktur self,pengalaman yang tidak konsisten dengan struktur self diamati dan diuji, serta di revisi untuk mengasimilisasi pengalaman tersebut.
18.  Apabila organisme mengamati dan menerima semua pengalaman sensoriknya ke dalam sistem yang konsisten, maka dia akan bisa mengerti dan menerima orang lain sebagai individu yang berbeda.
19.  Semakin banyak individu mengamati dan menerima pengalaman sensorik kedalam struktur selfnya,kemungkinan terjadi introjeksi/revusu nilai-nilai semakn besar (Alwison, 2004: 265-268).

C.    Konsep Dasar
Pendekatan person-centered dibangun atas dua hipotesis dasar
1.      Setiap orang memiliki kapasitas untuk memahami keadaan yang menyebabkan ketidak bahagiaan dan mengatur kembali kehidupan menjadi lebih baik
2.      Kemampuan seseorang untuk menghadapi keadaan ini dapat terjadi dan ditingkatkan jika konselor menciptakan kehangatan,penerimaan, dan dapat memahami relasi (proses konseling) yang sedang di bangun (Komalasari, 2011: 263).
Rogers sejak awal membahas tentang bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, Rogers tidak menekankan aspek struktual dari kepribadian namun dasar penting dari teorinya ada 3 yaitu : organisme, medan fenomena dan self.
a.      Organism
Pengertian organism mencakup 3 hal  yaitu :
1.      Mahluk hidup : makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologinya. Organisme adalah tempat semua pengalaman,sesuatu yang potensial dalam kesadaran,  persepsi mengenai yang terjadi dalam diri dan dunia eksternal.
2.      Realitas subyektif : organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah persepsi yang sifatnya subyektif bukan fakta benar atau salah. Realita subyektif seperti itulah yang membentuk tingkah laku
3.      Holisme : organisme adalah kesatuan sistem sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi yang lain.
Dari 3 hal tersebut dapat disimpulkan bahwa organisme adalah individu itu sendiri yang mencakup aspek fisik dan psikologinya.



b.      Medan fenomena ( phenomenal field)
Keseluruhan pengalaman baik internal maupun eksternal, didasari maupun tidak didasari itulah yang dinamakan medan fenomena. Medan fenomena adalah seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya didunia.
Medan fenomena juga diartikan pengalaman hidup yang bermakna secara psikologis bagi individu,dapat berupa pengalaman,pengasuhan orang tua dan hubungan pertemanan.

Diskripsi tentang medan fenomena ;
1.      Meliputi pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri) maupun eksternal (persepsi mengenai dunia luar)
2.      Semua persepsi bersifat sunyektif, benar bagi dirinya.
3.      Medan fenomena tidak dapat diketahui orang lain kecuali melalui inferensi empatik itupun tidak diperoleh pengetahuan yang sempurna.

c.       Self
Self adalah satu-satunya struktur kepribadian yang sebenarnya sehingga self adalah pokok dari teori kepribadian Rogers
Self adalah interaksi anatara individu atau organisme dengan medan fenomena sehingga terbentuk self. Kesadaran akan self akan membantu seseorang membedakan dirinya dengan orang lain.
Konsep self menggambarkan konsepsi orang mengenai dirinya sendiri,ciri-ciri yang dianggap sebagai dirinya contoh “saya cerdas,menyenangkan,jujur,”. Konsep self juga menggambarkan gambaran pandangan diri dalam kaitannya dengan perannya dalam kehidupan dan dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal. Struktur self adalah konsep self yang apa adanya, sedangkan idea-self berisi gambaran diri yang diinginkan,bagaiana dirinya seharusnya,sebagai tujuan perkembngan dan prestasi.
Penjelasan mengenai self dari 19 rumusan rogers
1.      Self terbentuk melalui diferensiasi medan denomena
2.      Self terbentuk melalui introjeksi nilai nilai tertentu dan dari distorsi pengalaman.
3.      Self bersifat integral dan konsisten
4.      Pengalaman yan tidak sesuai dengan struktur self dianggap ancaman
5.      Self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan belajar.
Tanpa kesadaran struktr self tidak pernah ada. Rogers membatasi kesadaran sebagai representasi simbolik dari bagian-bagian pengalaman. Ada 3 tingkatan simbolis atau kesadaran




Peristiwa yang dialami di bawah ambang kesadaran sehingga di abaikan atau diingkari.
Misalnya siswa tidak senang belajar,kemudian perasaan tidak senang itu diingkari dan tidak dimasukan dalam struktur self karena akan berbahaya terhadap konsep diri karena dapat menurunkan semangat belajar.
2.      Suaru peristiwa dialami dengan kesadaran penuh dan disimbolkan dalam struktur self.
Misal siswa menganggap dirinya rajin,dan dia mendengar teman-teman berbicara bahwa dia rajin sehingga sehingga sesui dengan struktur selfnya. Sehingga pengalaman tersebut disimbolkan dan menjadi struktur selfnya.
3.      Suatu peristiwa terjadi suatu pengaburan
Siswa menganggap dirinya cerdas namun mendapat hasil ulangan yang jelek sehingga dia mengaburkan dengan mengganggap itu akibat guru yang menilai tidak obyektif,nasib buruk dll. Hal itu dalam rangka untuk mempertahankan struktur selfnya.

D.    Dinamika Kepribadian

1.      Penerimaan Positif (positive Regard)
Bayi mengembangkan konsep self dengan membedakan dan mengiternalisasi pengalaman eksternal yang memuaskan atau tidak,mula-mula secara fisik, namun kemudian berkembang menjadi kepuasan emosional dan sosial.akhirnya konsep self akan mencakup gambaran dirinya,siapa seharusnya dirinya, dan siapa kemungkinan dirinya.
Kesadaran memiliki konsep diri kemudian mengembangkan penerimaan positif (kebutuhan dicintai,diakui lingkungan dan agar diterima dengan baik), penerimaan positif ibu akan memuaskan si bayi. Penerimaan positif yang dibutuhkan adaah penerimaan tanpa syarat sebagai pribadi yang utuh.
Orang yang merasa puas karena menerima regard positif akan merasa puas saat memberikan penerimaan yang positif,itulah hubungan timbal balik regard positif.
Konsep penerimaan positif Rogers bertentangan dengan konsep super-ego dari freud. Prinsip super ego freud adalah konsensia( baik-buruk) dan ego ideal ( performa terbaik), yang menghadiahi tinggkah laku baik dan menolak tingkah laku buruk sehingga disebut penerimaan positif bersyarat. Yang berarti memaksan anak untuk menerima norma orang tua untuk merasa berharga, anak terpaksa menghambat perkembangannya untuk menyesuaikan norma orang tua sehingga menjadi tidak bebas dan terlambat dalam aktualisasi diri.
2.      Konsistensi dan salingsuai self ( self consistency dan congruence)

Akibat diskongruen adalah : Menurut Rogers organisme berfungsi untuk memelihara konsistensi dari persepsi diri dan kongruensi antara persepsi self dan pengalaman. Organisme tidak mencari kepuasan dan menghindari sakit tetapi mempertahankan struktur self yang dimiliki.pusat sistem nilai adalah nilai dirinya. Individu mengorganisir nilai dan fungsi dirinya untuk memelihara sistem selfnya. Orang yang merasa bener bertingkah laku konsisten dengan struktur selfnya bahkan kalau tindakan itu tidak memberi manfaat. Jika ada diskrepasi anatara struktur self dengan pengalaman aktual maka orang tersebut akan merasa ingkrongruen.
a. Individu menyadari dan mengizinkan pengalaman masuk kesadaran,namun keadaan yang inkronguen itu akan menimbulkan ketegangan dan kebingungan.
b.Individu yang tidk menyadari keadaan ingkronguennya dia rentan mengalami anxiety akibat ingkronguen itu.
c. Individu yang tidak mengizinkan pengalaman masuk ke kesadaran maka akan megalami kecemasan masuknya dskrepansi ke kesadaran.
d.                  Individu yang berusaha mempertahankan konsep selfnya dengan pertahanan ,mengaburkan makna asli pengalaman, atau mengingkari pengalaman yang pernah mauk.
Dalam dunia subyektif membedakan kenyataan dan fiksi melalui pengecekan ke sumber informasi. Adalah salingsuai atak ketidaksesuaian antara self denganorganis yang menentukan kemasakan, penyesuaian dan kesehatan mental.
Perhatian Rogers adalah bagaimana inkongruen itu berkembang dan bagaimana self dan organisme dapat semakin kongruen.
3.      Aktualisasi diri (self actualization)
Rogers memandang organisme terus menerus bergerak maju tujuannya untuk mengaktualisasikan diri. Organisme memiliki satu kekuatan motivasi,dorongan aktualisasi diri, dan tujuan hidup menjadi aktualisai diri. Ada banyak kebutuhan tapi semua itu melayani dasar organisme megaktualisasikan diri yaitu kebutuhan pemeliharaan dan peningkatan diri. Dua kebutuhan terpenting lainnya adalh penerimaan positif dari orang lain dan penerimaan positif dari diri sendiri yang dipelajari saat bayi.
a.       Pemeliharaan (maintenance) kebutuhan yang timbul dalam rangka memuaskan kebutuhan dasar seperti makan,udara dan keamanan serta kecenderungan menolak perubahan dan mempertahankan keadaan sekrang. Pemeliharaan bersifat konservatif, dlam bentuk mempertahankan konsep diri yang dirasa nyaman. Orang tersebut akan menolak ide baru, mengaburkan pengalaman karena takut perubahan dan perkembangkan akan menyebabkan rasa sakit.
b.      Peningkatan diri (enhancement) walaupun ada keinginan yang kuat untuk mempertahankan keadaan tetap tetapi orang tetap ingin belajar dan berubah. Kebutuhan untuk menjadi lebih baik dan berkembang dinamakan peningkatan diri, hal ini diekspresikan dengan rasa ingin tahu, kegembiraan,eksplorasi diri,kemasakan dan persahaban.
c.       Penerimaan positif dari orang lain (positive regard of other)ketika sedaran self muncul mengembangkan kebutuhan ddicintai dan diterima oleh sekitarnya.kebutuhan untuk diterima-positif akan memotivasi sepanjang hidup. Nolai penerimaan-positif jauh lebih kuat dibanding kepuasan dari pemenuhan kebutuhan organismik. Contoh anak yang sangat takut anjing karena diperintah ayahnya untuk memegang anjing akan menyampingkan rasa takutnya demi mendapat pujian ayahnya.

penerimaan postif dari diri sendiri (self regard) selain penerimaan postif dari orang lain, anak juga mengembangkan penerimaan positif dari diri sendiri. Penerimaan diri berasal dari kepuasan/frustasi dari kebutuhan penerimaan-postif dar oran lain. Menurut Rogers penerimaan-positif mencakup perasaan kepercayaan diri dan keberhargaan diri.
Aktualisasi diri berlangsung mengikuti apa yang digariskan keturunan,katika organisme itu masak secara psikis maka dia semakin berbeda dengan orang lain,semakin luas,otonon, dan tersosialisasi,ini adalah gerak maju dalam kehidupan orang dan inilah yang dipakai terapis untuk pasian Rogers. Aktualiasi diri merupakan energi kehidupan manusia,secara alami aktualisasi diri menunjukan rintangan luas tingkah laku,yaitu :
1.tingkah laku yang berakar pada proses psikologi,termasuk kebutuhan dasar,kebutuhan mengembangkan dan memerinci fungsi tubuh regenerasi.
2.Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi psikologi untuk menjadi diri sendiri, proses aktif menjadi sesuatu,dll.
3. Tingkah laku yang tidak meredakan tegangan tetapi justru meningkatkan tegangan,yakni tingkah laku yang memotivasi untuk berkembang dan menjadi lebih baik.
Rogers memberikan contoh kongkrit dalam bentuk ciri-ciri tingkahlaku yang ingin mencapai dan menyelesaikan. Tingkah laku yang membuat orang bisa lebih berfungsi,misalnya :
a. Memperoleh sor yang tinggi
b.Berjuang untuk independen
c. Belajar berjalan
d.      Profesor menerbitkan buku
e. Mendpat promosi jabatan
f. Membantu penderita AIDS
Kesimpulanya Rogers mengasumsikan bahwa dasarnya ada peluang semua tingkah laku manusia diarahkan dan bertujuan meningkatkan kompetensinya, yang berarti mengaktualisasikan dirinya.penglaman tingkahlaku yang meningkatkan dan mengembangkan self dinilai positif sebaliknya yang menghalangi self dinamakan negatif. Rogers percaya tidak ada seorangpun mencapai aktualisasi dii sepenuhnya sehingga tidak membutuhkan motivasi lagi. Menurutnya akan selalu ada bakat yang harus dikembangkan,ketrampilan yang harus dikuasai, atau dorongan biologi yang dapat dipuaskan secara lebih efisien.



E.     Kajian Pustaka

1.      Fenomenologi dalam Sudut Pandang BK
Fenomenologi adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena
Pendekatan fenomenologi dari Rogers konsisten menekankan pandangan bahwa tingkah laku manusia hanya dapat difahami dari bagaimana dia memandang realita secara subyektif (subjective experience of reality). Carl Rogers menekankan berpusat pada klien (client centered therapy). Menurut Rogers, klien datang kepada konselor dalam keadaan tidak selaras, yakni terdapat ketidakcocokan antara persepsi diri dan pengalaman dalam kenyataan. Hal –hal yang mendorong klien untuk menjalani terapi mungkin adalah perasaan tidak berdaya, tidak kuasa, dan tidak berkemampuan untuk membuat keputusan-keputusan untuk mengarahkan hidupnya sendiri secara efektif. Pendekatan teori bergantung pada latar belakang teori kepribadian yang mendasari.
Sehingga dalam sudut pandak BK teori fenomenologi menurut Carl Rogers yaitu ketika seorang klien datang maka deorang konselor paham bahwa ada sebuah ketidak sesuaian antara individu dengan angapan individu tersebut sehingga individu tersebut perlu menjalani proses konseling agar mampu mebuat keputusan dan menyelesaikan masalahnya yaitu dengan mengarahkan hidupnya sendiri sesuai yang dia kehendaki.

2.      Fenomenologi dalam Sudut Pandang Nilai-nilai Islam
Fenomenologi yang kemukakan Rogers yaitu bahwa setiap orang memiliki konsep self yang membedakan setiap orang dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan berbeda.
fenomenologi agama adalah aspek pengamalan keagamaan, dengan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena keagamaan secara konsisten dalam orientasi keimanan atau kepercayaan.
Fenomenologi agama adalah Ilmu yang mempelajari agama sebagai suatu fakta atau peristiwa yang dapat diamati secara obyektif dengan menggunakan analisa deskriftif. Jadi, pendekatan fenomenologi adalah pendekatan agama dengan cara membandingkan berbagai macam gejala dari bidang yang sama antara berbagai macam agama.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Fenomenologi kepribadian menurut carl roger ini ia berpendapat bahwa kepribadian seseorang dibentuk dari pengalaman-pengalamannya dari ia kecil hingga dewasa. Dalam teori Carl Rogers ia memandang manusia tersosialisasi dan bergerak ke depan, berjuang untuk berfungsi penuh, serta memiliki kebaikan. Manusia pada dasarnya dapat dipercayai, kooperatif, dan konstruktif, tidak perlu melakukan pengendalian terhadap dorongan dorongan agresif yang dimilikinya. Teori Carl Rogers didasarkan pada pengalaman selama bertahun-tahun dalam menangani klien klien nya. Dan seluruh teori Rogers dibangun dari satu gaya hidup yang ia sebut kecenderungan aktualisasi. Aktualisasi dapat didefinisikan sebagai motivasi built-in yang hadir dalam semua format kehidupan untuk mengembangkan semua potensi dengan penuh. Rogers percaya bahwa semua makhluk berusaha untuk membuat yang terbaik dari keberadaan mereka. Jika mereka gagal untuk melakukannya, itu bukan kurangnya keinginan tetapi karena kondisi yang membatasinya. Jadi dalam teori Carl Rogers ini ia lebih menekankan pada klien.

B.     Kritik dan Saran
1.      Kesulitan untuk menemukan referensi yang dapat dipertanggung jawabkan menjadi hambatan dalam penyusunan makalah ini,sehingga materi yang penyusun sajikan mejadi kurang lengkap.
2.      Kesulitan dalam memahami makna dari buku-buku sumber referensi membuat penyusun kurang baik dalam menyajikan makalah ini.



REFERENSI
Feist,Jess dan Feist, Gregory j.2010.Teori Kepribadian Theories of Personality.Jakarta Selatan : Salemba Humanita
Hidayat, Dede Rahmat.2011.Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling.Bogor:Ghalia Indonesia
Komalasari,Gantina,dkk.2011.Teori Dan Teknik Konseling.Jakarta Barat:indeks
Kuswara,B.1995.Motivasi Teori dan Penelitiannya.Bandung:Angkasa
Nurihsan,A.juntika dan Yusuf,Syamsu.2005.Landasan Bimbingan dan Konseling.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Sarwono,Sarlito Wirawan.2009.Pengantar Psikologi Umum.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Schultz, Duane.1991.Pskologi Pertumbuhan.Yogyakarta:kanisius
Sukmadinata,Nana Syaodih.2005.Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Suryabrata,Sumadi.2003.Psikologi Kepribadian.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Taniputera,Ivan.2005.Psikologi Kepribadian.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media




Tidak ada komentar:

Posting Komentar