"Terimakasih Kelompok Sella Dwi Indriyani BK UMMgl"
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam atas segala nikmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya, sebagai salah satu tugas untuk mengikuti proses perkuliahan Analisa
dan Evaluasi Program BK. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang model evaluasi responsif. Dengan mempelajari materi ini diharapkan kami
dapat lebih mengetahui tentang materi tersebut.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu diucapkan terimakasih kepada :
1. Dra.Indiati,M.Pd dan Paramita Nuraini,
M.Pd.,Kons. sebagai dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga
kami dapat mengkaji secara mandiri tentang model evaluasi responsif.
2. Sesama anggota kelompok yang telah bersama-sama mencari dan mengkaji materi sehingga tersusun makalah ini, dan
3. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memahami model evaluasi responsif. Saran
dan masukan untuk perbaikan makalah ini kami terima dengan senang hati dan sukses untuk kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bimbingan
dan Konseling berada pada ranah pendidikan membutuhkan adanya peningkatan mutu
agar senantiasa mampu memenuhi kebutuhan individu baik di sekolah maupun
masyarakat pada umumnya. Guru pembimbing sebagai tenaga profesional senantiasa
melakukan yang terbaik setiap hari dengan melakukan perbaikan, dan inovasi. Salah
satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi
ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu
mengevaluasi pembelajaran termasuk didalamnya melaksanakan penilaian proses dan
hasil belajar.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (1990:47), evaluasi
program bimbingan adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan
derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
program Bimbingan dan Konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau
patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan. Adanya
evaluasi BK yang terus menerus akan senantiasa membantu guru pembimbing untuk
dapat melakukan perbaikan dan inovasi dalam penyelenggaraan BK di sekolah.
Dengan adanya perbaikan dari segi pelayanan itu juga akan memberi dampak yang
positif terhadap anak bangsa.
Dalam melakukan
evaluasi, perlu mempertimbangkan
model evaluasi yang akan digunakan.
Model evaluasi merupakan suatu design
yang dibuat oleh pakar evaluasi. Banyak model evaluasi yang menggambarkan kompetensi dasar yang harus
dikuasai oleh guru. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
membahas tentang salah satu model
evaluasi yaitu model evaluasi responsif.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi?
2. Apa yang dimaksud dengan evaluasi program
bimbingan?
3. Apa yang dimaksud dengan model evaluasi
resposif ?
4. Apa saja kelemahan dan kelebihan model
evaluasi responsif?
5. Bagaimana langkah-langkah model evaluasi responsif?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian evaluasi
2.
Untuk
mengetahui pengertian evaluasi program bimbingan.
3.
Untuk
mengetahui model evaluasi responsif.
4.
Untuk
mengetahui kelebihan dan kelemahan model evaluasi responsif.
5.
Untuk
mengetahui langkah-langkah model evaluasi responsif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi (bahasa Inggris:Evaluation)
adalah proses penilaian. Penilaian merupakan langkah penting dalam
manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian, kita tidak mungkin dapat
mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang
telah direncanakan. Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai
sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain bahwa keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan
suatu kondisi yang hendak dilihat lewat kegiatan penilaian.
Pengertian lain
dari evaluasi juga dikemukakan oleh Wrightstone,
dkk (1956) pengertian
evaluasi adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan ke arah tujuan
atau nilai-nilai yang telah ditetapkan. Menurut Wand
dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu. Sedangkan menurut Suchman sebagaimana yang dikutip oleh Arikunto bahwa memandang evaluasi
sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan
untuk mendukung tercapainya tujuan. Jadi dapat disimpulkan evaluasi adalah Proses penilaian
terhadap pertumbuhan dan kemajuan beberapa kegiatan untuk mendukung tercapainya
tujuan.
B. Evaluasi program bimbingan
Evaluasi program bimbingan dan konseling ialah upaya
menelaah atau menganalisis program layanan BK yang telah dan sedang
dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan secara
khusus dan program pendidikan secara umum ( Moh. Surya dan Rochman Natawidjaja:
1986). Evaluasi program bimbingan menurut W.S Winkel (1991:135), adalah usaha menilai efesiensi dan
efektifitas pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program
bimbingan. Adapun menurut Dewa Ketut Sukardi (1990:47), evaluasi program
bimbingan adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat
kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau
patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Jadi, evaluasi pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling merupakan usaha menilai efesiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan itu
sendiri yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan
dan memperbaiki program bimbingan secara khusus dan program pendidikan secara
umum dengan mengacu pada kriteria
atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang
dilaksanakan.
C. Model Responsif
Evaluasi
responsif merupakan model penelitian evaluasi yang bersifat kualitatif. Evaluasi ini juga diberi nama evaluasi yang berpusat pada klien. Penelitian
responsif mengambil sampel dengan cara purposive (secara sengaja), mencari
informasi dari pihak yang bersebrangan, dan laporan bersifat ekspresif atau
disesuaikan dengan kebutuhan.
Model
Evaluasi Responsif dikembangkan pada tahun 1975 oleh Robert Stake. Evaluasi ini
diberi nama evaluasi yang berpusat pada klien. Menurut Stake, Evaluasi disebut
respon jika memenuhi tiga criteria:
1.
Lebih
berorientasi pada secara langsung kepada aktivitas program dari pada tujuan program
2.
Merespons
kepada persyaratan kebutuhan informasi dari audiens;
3.
Perspektif
nilai-nilai yang berbeda dari orang-orang dilayani dilaporkan dalam kesuksesan
dan kegagalan dari program.
Evaluasi responsive lebih berorientasi pada aktivitas, keunikan dan
keragaman social dari program. Model ini menekankan pada pendekatan
kualitatif-naturalistik. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Tylor dalam Moleong
,1993:3) . Pendekatan naturalistik adalah cara mengamati dan mengumpulkan data
yang dilakukan tanpa memanipulasi subjek yang diteliti .
Dalam evaluasi responsif lebih dikenal isu ketimbang
rumusan masalah. Isu merupakan hal penting yang menjadi kajian, atau sebuah
studi evaluasi. Hal yang menjadi permasalahan sebuah program dapat menjadi isu
dalam penelitian. Karena itu pemahaman awal akan program yang dievaluasi dapat
memudahkan dalam menentukan isu.
Evaluasi tidak diartikan sebagai pengukuran melainkan
pemberian makna atau melukiskan sebuah realitas dari berbagai perspektif
orang-orang yang terlibat, berminat dan berkepentingan dengan program
pembelajaran. Tujuan evaluasi adalah untuk memahami semua komponen program
pembelajaran melalui berbagai sudut pandang yang berbeda. Instrumen yang
digunakan pada umumnya mengandalkan observasi langsung maupun tidak langsung
dengan interpretasi data yang inpresionistik.
D.
Kelebihan
dan Kelemahan Evaluasi Responsif:
Kelebihan evaluasi responsif
1. Peka terhadap berbagai pandangan dan
kemampuannya mengakomodasi pendapat yang ambigu serta tidak fokus.
Kekurangan evaluasi responsif :
1. Pembuat keputusan sulit menentukan
prioritas atau penyederhanaan informasi
2. Tidak mungkin menampung semua sudut
pandang dari berbagai kelompok
3. Membutuhkan waktu dan tenaga
E. Langkah-langkah kegiatan evaluasi
1. Observasi
2. Merekam hasil wawancara
3. Pengumpulan data
4. Mengecek pengetahuan awal
5. Mengembangkan desain atau model
Berdasarkan langkah-langkah ini
evaluator mencoba responsif terhadap orang-orang yang berkepentingan pada hasil
evaluasi. Hal yang penting dalam model responsif adalah pengumpulan dan
sintesis data.
a.
Fase-fase
evaluasi responsive yang dikemukakan oleh stake :
1. Pendahuluan, transaksi, dan hasil
2. Penemaan ‘tema’ : mempersiapkan evaluasi dan
studi kasus
3. Pengesahan/konfirmasi
4. Memisahkan format yang digunakan untuk audience
5. Memasang laporan formal, jika ada
6. Berbicara dengan klien: setiap program dan audience
7. Identifikasi bidang program
8. Meninjau aktivitas program
9. Menemukan tujuan dan focus pada tujuan
10. Mengonsep persoalan dan masalah
11. Identifikasi kebutuhan dan mengulang persoalan
pokok
12. Memilih observasi, memutuskan dan pemberian
instrument (jika ada)
Pendekatan kepada peserta evaluasi
dengan mengolaborasi informasi penting
dan teknik pengumpulan data secara rasional. Stake menyerukan untuk
mengikuti pendekatan ini dengan beberapa alasan:
·
Membantu
audience untuk mengerti evaluasi program ini dapat dilakukan melalui interaksi
yang alamiah antara evaluator dan audience.
·
Mendapatkan
pengetahuan dari pengalaman manusia.
·
Pengamatan
yang alami.
·
Mempelajari
suatu objek secara mendalam.
b.
Faktor
yang mempengaruhi evaluasi responsif
1. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran umum maupun pembelajaran
khusus saling bertentangan satu sama lain dilihat dari kebutuhan sekolah,
kurikulum, guru dan sebagainya.
2.
Sistem
sekolah
Faktor ini perlu dipertimbangkan dengan matang dan
hati-hati karena melibatkan berbagai komponen yang saling berinteraksi dan
ketergantungan.
3.
Pembinaan
guru
Banyak program pembinaan guru yang belum menyentuh
secara langsung tentang evaluasi. Program pembinaan guru lebih banyak
difokuskan pada pengembangan kurikulum dan metodologi pembelajaran. Hal ini
pula yang menyebabkan perbaikan sistem evaluasi pembelajaran menjadi kurang efektif.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Evaluasi adalah Proses
penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan beberapa kegiatan untuk mendukung
tercapainya tujuan. evaluasi
pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling merupakan usaha menilai efesiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan itu
sendiri yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan
dan memperbaiki program bimbingan secara khusus dan program pendidikan secara
umum dengan mengacu pada kriteria
atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Evaluasi
responsif merupakan model penelitian evaluatif yang bersifat kualitatif. Model
Evaluasi Responsif dikembangkan pada tahun 1975 oleh Robert Stake. Evaluasi ini
diberi nama evaluasi yang berpusat pada klien. Evaluasi responsive lebih berorientasi pada
aktivitas, keunikan dan keragaman social dari program. Model ini menekankan pada
pendekatan kualitatif-naturalistik.
Kelebihan evaluasi responsif :Peka
terhadap berbagai pandangan dan kemampuannya mengakomodasi pendapat yang
ambigius serta tidak fokus. Kekurangan evaluasi responsif : Pembuat keputusan
sulit menentukan prioritas atau penyederhanaan informasi,Tidak mungkin
menampung semua sudut pandang dari berbagai kelompok, Membutuhkan waktu dan
tenaga
Langkah-langkah kegiatan evaluasi : Observasi,Merekam
hasil wawancara, Pengumpulan data,Mengecek pengetahuan awal ,Mengembangkan
desain atau model.
B. SARAN
Sebagai seorang calon pendidik, hendaknya kita
dapat memperdalam pengetahuan kita
tentang evaluasi supaya kita bisa melaksanakan
kegiatan evaluasi dengan benar dan tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Zainal.2010.Evaluasi Pembelajaran
Prinsip, Teknik,Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Badrujaman, Aip. (2009). Diktat Teori dan Praktek Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta.
Winkel,W.S. & Sri, Hastuti.(2010).bimbingan
dan Konseling di Institut Pedidikan. Yogyakarta:Media Abadi.
Bakhtubaka04.blogspot.co.id/2013/06/evaluasi-bk_26.html?m=1
Pendidikan-universal.blogspot.co.id/2012/06/model-evaluasi-responsif.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar