Kamis, 03 November 2016

Makalah Evaluasi Responsif Dalam BK


 "Terimakasih Kelompok Sella Dwi Indriyani BK UMMgl"

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, sebagai salah satu tugas untuk mengikuti proses perkuliahan Analisa dan Evaluasi Program BK. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang model evaluasi responsif. Dengan mempelajari materi ini diharapkan kami dapat lebih mengetahui tentang materi tersebut.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu diucapkan terimakasih kepada :
1.    Dra.Indiati,M.Pd dan Paramita Nuraini, M.Pd.,Kons. sebagai dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat mengkaji secara mandiri tentang model evaluasi responsif.
2.    Sesama anggota kelompok  yang  telah bersama-sama mencari dan mengkaji materi sehingga tersusun makalah ini, dan
3.    Semua pihak  yang tidak  bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memahami  model evaluasi responsif. Saran dan masukan untuk  perbaikan makalah ini kami terima dengan senang hati dan sukses untuk kita semua.


                 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling berada pada ranah pendidikan membutuhkan adanya peningkatan mutu agar senantiasa mampu memenuhi kebutuhan individu baik di sekolah maupun masyarakat pada umumnya. Guru pembimbing sebagai tenaga profesional senantiasa melakukan yang terbaik setiap hari dengan melakukan perbaikan, dan inovasi. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk didalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (1990:47), evaluasi program bimbingan adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan. Adanya evaluasi BK yang terus menerus akan senantiasa membantu guru pembimbing untuk dapat melakukan perbaikan dan inovasi dalam penyelenggaraan BK di sekolah. Dengan adanya perbaikan dari segi pelayanan itu juga akan memberi dampak yang positif terhadap anak bangsa.
Dalam melakukan evaluasi, perlu mempertimbangkan model evaluasi yang akan digunakan. Model evaluasi merupakan suatu design yang dibuat oleh pakar evaluasi. Banyak model evaluasi yang menggambarkan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh guru. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang salah satu model evaluasi yaitu model evaluasi responsif.




B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan evaluasi?
2.      Apa yang dimaksud dengan evaluasi program bimbingan?
3.      Apa yang dimaksud dengan model evaluasi resposif ?
4.      Apa saja kelemahan dan kelebihan model evaluasi responsif?
5.      Bagaimana langkah-langkah model evaluasi responsif?

C.     Tujuan Penulisan
1.        Untuk mengetahui pengertian evaluasi
2.        Untuk mengetahui pengertian evaluasi program bimbingan.
3.        Untuk mengetahui model evaluasi responsif.
4.        Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan model evaluasi responsif.
5.        Untuk mengetahui langkah-langkah model evaluasi responsif.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Evaluasi
Evaluasi (bahasa Inggris:Evaluation) adalah proses penilaian. Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian, kita tidak mungkin dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan. Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain bahwa keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat lewat kegiatan penilaian.
Pengertian lain dari evaluasi juga dikemukakan oleh Wrightstone, dkk (1956) pengertian evaluasi adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu. Sedangkan menurut Suchman sebagaimana yang dikutip oleh Arikunto bahwa memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Jadi dapat disimpulkan evaluasi adalah Proses penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan beberapa kegiatan untuk mendukung tercapainya tujuan.

B.     Evaluasi program bimbingan
Evaluasi program bimbingan dan konseling ialah upaya menelaah atau menganalisis program layanan BK yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan secara khusus dan program pendidikan secara umum ( Moh. Surya dan Rochman Natawidjaja: 1986). Evaluasi program bimbingan menurut W.S Winkel (1991:135), adalah usaha menilai efesiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program bimbingan. Adapun menurut Dewa Ketut Sukardi (1990:47), evaluasi program bimbingan adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Jadi, evaluasi pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling merupakan usaha menilai efesiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan itu sendiri  yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan secara khusus dan program pendidikan secara umum dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.

C.     Model Responsif
Evaluasi responsif merupakan model penelitian evaluasi yang bersifat kualitatif. Evaluasi ini juga diberi nama evaluasi yang berpusat pada klien. Penelitian responsif mengambil sampel dengan cara purposive (secara sengaja), mencari informasi dari pihak yang bersebrangan, dan laporan bersifat ekspresif atau disesuaikan dengan kebutuhan.
 Model Evaluasi Responsif dikembangkan pada tahun 1975 oleh Robert Stake. Evaluasi ini diberi nama evaluasi yang berpusat pada klien. Menurut Stake, Evaluasi disebut respon jika memenuhi tiga criteria:
1.      Lebih berorientasi pada secara langsung kepada aktivitas program dari pada tujuan program
2.      Merespons kepada persyaratan kebutuhan informasi dari audiens;
3.      Perspektif nilai-nilai yang berbeda dari orang-orang dilayani dilaporkan dalam kesuksesan dan kegagalan dari program.
Evaluasi responsive lebih berorientasi pada aktivitas, keunikan dan keragaman social dari program. Model ini menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Tylor dalam Moleong ,1993:3) . Pendekatan naturalistik adalah cara mengamati dan mengumpulkan data yang dilakukan tanpa memanipulasi subjek yang diteliti .
Dalam evaluasi responsif lebih dikenal isu ketimbang rumusan masalah. Isu merupakan hal penting yang menjadi kajian, atau sebuah studi evaluasi. Hal yang menjadi permasalahan sebuah program dapat menjadi isu dalam penelitian. Karena itu pemahaman awal akan program yang dievaluasi dapat memudahkan dalam menentukan isu.
Evaluasi tidak diartikan sebagai pengukuran melainkan pemberian makna atau melukiskan sebuah realitas dari berbagai perspektif orang-orang yang terlibat, berminat dan berkepentingan dengan program pembelajaran. Tujuan evaluasi adalah untuk memahami semua komponen program pembelajaran melalui berbagai sudut pandang yang berbeda. Instrumen yang digunakan pada umumnya mengandalkan observasi langsung maupun tidak langsung dengan interpretasi data yang inpresionistik.
D.    Kelebihan dan Kelemahan Evaluasi Responsif:
Kelebihan evaluasi responsif
1.      Peka terhadap berbagai pandangan dan kemampuannya mengakomodasi pendapat yang ambigu serta tidak fokus.
Kekurangan evaluasi responsif :
1.      Pembuat keputusan sulit menentukan prioritas atau penyederhanaan informasi
2.      Tidak mungkin menampung semua sudut pandang dari berbagai kelompok
3.      Membutuhkan waktu dan tenaga

E.     Langkah-langkah kegiatan evaluasi
1.      Observasi
2.      Merekam hasil wawancara
3.      Pengumpulan data
4.      Mengecek pengetahuan awal
5.      Mengembangkan desain atau model
Berdasarkan langkah-langkah ini evaluator mencoba responsif terhadap orang-orang yang berkepentingan pada hasil evaluasi. Hal yang penting dalam model responsif adalah pengumpulan dan sintesis data.
a.       Fase-fase evaluasi responsive yang dikemukakan oleh stake :
1.      Pendahuluan, transaksi, dan hasil
2.      Penemaan ‘tema’ : mempersiapkan evaluasi dan studi kasus
3.      Pengesahan/konfirmasi
4.      Memisahkan format yang digunakan untuk audience
5.      Memasang laporan formal, jika ada
6.      Berbicara dengan klien: setiap program dan audience
7.      Identifikasi bidang program
8.      Meninjau aktivitas program
9.      Menemukan tujuan dan focus pada tujuan
10.  Mengonsep persoalan dan masalah
11.  Identifikasi kebutuhan dan mengulang persoalan pokok
12.  Memilih observasi, memutuskan dan pemberian instrument (jika ada)
Pendekatan kepada peserta evaluasi dengan mengolaborasi informasi penting dan teknik pengumpulan data secara rasional. Stake menyerukan untuk mengikuti pendekatan ini dengan beberapa alasan:
·         Membantu audience untuk mengerti evaluasi program ini dapat dilakukan melalui interaksi yang alamiah antara evaluator dan audience.
·         Mendapatkan pengetahuan dari pengalaman manusia.
·         Pengamatan yang alami.
·         Mempelajari suatu objek secara mendalam.

b.      Faktor yang mempengaruhi evaluasi responsif
1.      Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran umum maupun pembelajaran khusus saling bertentangan satu sama lain dilihat dari kebutuhan sekolah, kurikulum, guru dan sebagainya.
2.      Sistem sekolah
Faktor ini perlu dipertimbangkan dengan matang dan hati-hati karena melibatkan berbagai komponen yang saling berinteraksi dan ketergantungan.
3.      Pembinaan guru
Banyak program pembinaan guru yang belum menyentuh secara langsung tentang evaluasi. Program pembinaan guru lebih banyak difokuskan pada pengembangan kurikulum dan metodologi pembelajaran. Hal ini pula yang menyebabkan perbaikan sistem evaluasi pembelajaran menjadi kurang efektif.




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Evaluasi adalah Proses penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan beberapa kegiatan untuk mendukung tercapainya tujuan. evaluasi pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling merupakan usaha menilai efesiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan itu sendiri  yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan secara khusus dan program pendidikan secara umum dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Evaluasi responsif merupakan model penelitian evaluatif yang bersifat kualitatif. Model Evaluasi Responsif dikembangkan pada tahun 1975 oleh Robert Stake. Evaluasi ini diberi nama evaluasi yang berpusat pada klien. Evaluasi responsive lebih berorientasi pada aktivitas, keunikan dan keragaman social dari program. Model ini menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik.
Kelebihan evaluasi responsif :Peka terhadap berbagai pandangan dan kemampuannya mengakomodasi pendapat yang ambigius serta tidak fokus. Kekurangan evaluasi responsif : Pembuat keputusan sulit menentukan prioritas atau penyederhanaan informasi,Tidak mungkin menampung semua sudut pandang dari berbagai kelompok, Membutuhkan waktu dan tenaga
Langkah-langkah kegiatan evaluasi : Observasi,Merekam hasil wawancara, Pengumpulan data,Mengecek pengetahuan awal ,Mengembangkan desain atau model.

B.     SARAN
Sebagai seorang calon pendidik, hendaknya kita dapat memperdalam pengetahuan kita tentang evaluasi supaya kita bisa melaksanakan kegiatan evaluasi dengan benar dan tepat sasaran.


DAFTAR PUSTAKA


Arifin, Zainal.2010.Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik,Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Badrujaman, Aip. (2009). Diktat Teori dan Praktek Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta.
Winkel,W.S. & Sri, Hastuti.(2010).bimbingan dan Konseling di Institut Pedidikan. Yogyakarta:Media Abadi.
Bakhtubaka04.blogspot.co.id/2013/06/evaluasi-bk_26.html?m=1
Pendidikan-universal.blogspot.co.id/2012/06/model-evaluasi-responsif.html?m=1



Tidak ada komentar:

Posting Komentar