Kamis, 03 November 2016

Makalah Psikologi Kepribadian "Gordon Allport" dan hubungan dengan Islam

"Terimakasih kelompok Bianca sekar Saraswati BK UMMgl"

DAFTAR ISI
                                                                                                              
Judul..................................................................................................................................
Kata Pengantar ..................................................................................................................    
Daftar isi ............................................................................................................................
BAB I.   PENDAHULUAN
A.    Pendahuluan...................................................................................................
B.     Keunikan Pribadi Gordon Allport..................................................................
1.      Biografi Gordon Allport...........................................................................
2.      Konsep pendekatan Gordon Allport.........................................................
3.      Pendekatan Allport bagi teori kepribadian...............................................
4.      Narasi penulis...........................................................................................
5.      Analisis kasus Jenny................................................................................
6.      Struktur kepribadian................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
1.      Keunikan Individu Menurut “Gordon Allport”.............................................
2.      Hubungan  Keunikan Individu “Gordon Allport” Dalam Bimbingan dan Konseling dan Nilai Islami............................................................................
3.      Kepribadian Dalam Pandangan Islam...........................................................
BAB III. PENUTUP
            Kesimpulan.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Pendahuluan
Manusia umumnya sadar dengan apa yang sedang mereka lakukan, ataukah tingkah laku mereka merupakan hasil dari motif-motif tersembunyi yang tidak disadari?apakah beberapa orang pada dasarnya baik, sementara yang lainya jahat?ataukah semua orang berpotensi untuk menjadi baik sekaligus jahat?apakah hubungan manusia sebagian besar merupakan produk alam, ataukah umumnya dibentuk oleh pengaruh-pengaruh lingkungan? Dapatkah manusia memiliki secara bebas untuk membentuk kepribadian mereka sendiri?, ataukah hidup mereka sudah ditentukan oleh daya-daya yang jauh melampaui kontrol mereka?.
Para teoretisi mengandalkan cara-cara individual mereka sendiri untuk mengamati segala sesuatu, membuat mereka sampai kepada konsepsi yang berbeda-beda mengenai hakikat kemanusiaan. Sebaliknya, para teoretisi kepribadian generasi berikutnya menggunakan studi-studi yang lebih empiris untuk mempelajari perilaku manusia. Mereka mengembangkan model-model tentatif, hipotesis-hipotesis yang terus diuji, baru kemudian merumuskan kembali modek-model kepribadian tersebut. Dengan kata lain, mereka menerapkan peranti-peranti penyelidikan ilmiah dan teori ilmiah ke arena kepribadian manusia.
Para teoretisi kepribadian tidak pernah sepakat dengan satu definisi tunggal kepribadian. Mereka mengenbangkan teori-teori yang unik dan vital sendiri-sendiri justru karena tidak sepakat, dengan konsep hakikat kemanusian teoretisi lain,dan karena masing-masing melihat kepribadian dari sudut pandang individualnya. Para teoretisi kepribadian memiliki latar belakang yang beragam. Salah satunya Gordon Allport. Gordon Allport menggunakan pendekatan eklektis untuk membangun teorinya. Bagi Allport, teori yang luas dan komprehensif lebih banyak disukai ketimbang teori yang sempit dan spesifik meskipun teori yang luas tidak banyak membangkitkan hepotesis yang bisa diuji.


A.   Keunikan Pribadi dari Gordon Allport
1.      Biografi
      Gordon Willard Allport lahir pada 11 November 1897 di Mountezuma, Indiana, anak keempat dan bungsu dari John E. Allport dan Nellie Wise Allport. Awalnya ayahnya adalah seorang pengusaha, namun ketika Allport lahir beliau beralih pekerjaan dibidang obat-obatan (medis). Ibunya seorang guru. Pada waktu Gordon usia 6 tahun, keluarga mereka sudah berpindah tempat tiga kali, dan akhirnya menetap di Cleveland, Ohio. Gordon menggambarkan dirinya “terisolasi” secara sosial untuk menunjukan tingginya lingkaran aktivitasnya sendiri. Tahun 1915 Allport masuk Havard, mengikuti jejak kakanya, Floyd dan menerima gelar sarjananya pada tahun 1919 denga topik tentang filsafat dan ekonomi. Dia menghabiskan tahun akademis 1919-1920 di Eropa dengan mengajarkan bahasa Inggris dan sosiologi di Robert College di Istambul.
      Allport bertemu pertama kali dengan Sigmund Freud di Wina. Pertemuan dengan Freud ini sangat mempengaruhi pengembangan ide-ide Allport selanjutnya tentang kepribadian. Pertemuan ini menjadi dasar hubungan seumur hidup keduanya. Allport kembali ke Amerika Serikat dan memutuskan mengikuti program Ph.D. di Harvard. Setelah menyelesaikan gelarnya, dia menghabiskan waktu dua tahun berikutnya ke Eropa untuk belajar di bawah bimbingan psikolog besar Jerman Max Wertheimer, Wolfgang Koehler, William Stern, Heinz Werner.  Dua tahun beriktnya, Allport mengambil sebuah posisi di Dartmouth College. Empat tahun kemudian, dia kembali lagi ke Havard dan masi tetap tiinggal di sana selama sisa karier profesinya.
      Pada tahun 1925, Allport menikahi Lufkin Gould, yang ditemuinya ketika masih menjadi mahasiswa pancasarjana. Allport memiliki seorang putra, Robert, yang menjadi dokter anak, dan karenanya menjadi penghubung antara dua genersi dokter, sebuah fakta yang tampak menyenangkan bagi ayahnya.
      Allport banyak menerima penghargaan selama hidupnya. Pada 1939, dia dipipih sebagai presiden AmericaPsychological Association (APA). Pada 1963, dia menerima Gold Medal Award  dari APA. Di tahun 1966 mendapat penghargaan Richard Clarke Cabot Professor of Social Ethics yang pertama kali diadakan di Havard. Pada 9 Oktober 1967 Allport meninggal karena paru-paru. Dia seorang perokok berat.
2.      Konsep Pendekatan Gordon Allport
Gordon Allport adalah orang yang menekankan tentang keunikan individu.  Dia yakin bahwa upaya untuk menjelaskan manusia berdasarakn sifat-sifat umum sudah merampas keunikan indivualitas mereka. Karena Alasan inilah, Allport  keberatan denga teori-teori tentang karakter dan faktor kepribadian yang cenderung mereduksi perilaku individu kepada ciri umumnya. Dia menegaskan, contonya, derajat kebebalan seorang berbeda dari orang lain, begitu pula cara kebebalan berinteraksi dengan ekstraversi dan kreativitas tidak bisa ditiru orang lain.
Allport menyebut studi tentang individu ini ilmu morfogenis yang dipertentangkanya dengan metode nomotetis yang digunaka kebanyakan psikolog lain. Metode morfogenis lebih banyak mengumpulkan data dari satu individu tunggal, sementara metode nomotetis mengumpulkanya dari sekelompok orang.
Di sisi lain, Allport juga menentang partikularisme atau teori-teori yang menekankan satu aspek tunggal kepribadian saja. Psikolog harus selalu sadar kalau banyak hakikat manusia yang tidak bisa tercakup dalam satu kerangka teori apapun. Bagi Allport, sekali lagi, teori yang luas dan komprehensif lebih banyak disukai ketimbang teori yang sempit dan spesifik meskipun tidak bisa membangkitkan banyak hipotesis yang bisa diuji.

3.      Pendekatan Allport Bagi Teori Kepribadian  Apakah Kepribadian?
Pengejarannya terhadap definisi kepribadian adalah kasus klasik. Dia melacak etimologi kata pesona kembali ke akar bahasa Yunani, Latin Kuno, dan Etruska. Setelah melacak sejarah istilah ini, Allport memetakan 49 definisi kepribadian yang digunakan dalam teologi. Filsafat, hukum, sosiologi, dan psikologi.
      Kemudian dia menawarkan definisi ke-50 : “pengorganisasian dinamis dalam diri individu dimana sistem psikofisiknya menentukan penyesuaian unik terhadap lingkunganya”. Pada 1961dia mengubah frasa terakhir menjadi “menetukan kareakteristik perilaku dan pikiranya”. Dia menyadari bahwa frasa “penyesuain unik terhadap lingkungan” dapat diartikan bahwa manusia hanya sekedar beradaptasi dengan lingkunganya saja. Dalam definisinya Allport menekankan gagasan bahwa perilaku bersikap ekspresif sekaligus adaptif . manusia tidak hanya menyesuaikan diri dengan lingkunganya, tetapi juga berkaca kepadanya dan berinteraksi denganya dengan suatu cara, seperti menyebabkan lingkungan menyesuaikan diri denganya.
      Kepribadian adalah sesuatu yang teroganisasikan dan terpolakan. Namun begitu, pengorrganisasian selau berubah. Kepribadian bukanlah pengorganisasian yang statis dia terus bertumbuh atau berubah.  Istilah lain dalam difinisi ini yang menunjukan tindakan adalah “menentukan”,yang di artikan “kepribadian adalah sesuatu dan melakukan sesuatu”. Dengan kata lain, kepribadian bukan hanya topeng yang kita kenakan, tidak juga hanya sekedar perilaku. Dia mengacu kepada individu dibelakang tampilan, pribadi dibelakang tindakan.
      Dengan istilah “karakteristik” Allport berharao dapat menunjukan “individalitas” atau “keunikan”. Semua pribadi memegang tanda unik meraka atau memeluk kepribadian mereka, di mana perilaku dan pikiran mereka yang khas menjadikan mereka berbeda dari orang lain. Kepribadian bersifat fisik sekaligus psikologis, mencakup perilaku yang tampak dan pikiran yang terungkap. Kepribadian bukan hanya sesuatu, tetapi juga  melakukan sesuatu. Kepribadian adalah substansi sekaligus perubahan, produk sekaligus proses, struktur sekaligus pertumbuhan.

Apakah Peran dari Motivasi yang Disadari?

Allport menekankan pentingnya motivasi yang disadari. Orang dewasa yang sehat pada umumnya sadar dengan apa yang meraka kerjakan dan alasan menerjakanya. Penekananya terhadap motivasi yang disadari ini bermula dari pertemuanya dengan Freud di Wina. Allport menekankan bahwa motivasinya cukup disadari. Dia hanya ingin tahu gagasan Freud tentang fobia terhadap kekotoran pada anak kecil yang di temuinya di trem. Dia menyadari fakta bahwa sejumlah motivasi didorong oleh implus-implus yang tersembunyi dan dorongan-doronga yang tersublim. Dia yakin contonya, bahwa kebanyakan perilaku kompulsif  adalah repetisi otomatis, biasanya mempecudangi diri sendiri, dan termotivasi oleh kecenderungan-kecenderungan bawah sadar. Hal-hal ini sering kali berakar pada masa kanak-kanak dan mempertahankan pengertian kanak-kanak itu hingga dewasa.

    Apakah Ciri Pribadi yang Sehat?
Gordon Allport membuat hipotesis tentang sifat-sifat kepribadian dewasa. Beberapa asumsi umum dibutuhka agar kita bisa memahami konsepsi Allport tentang pribadi yang dewasa. Pertama, pribadi yang dewasa secara psikologis dicirikan oleh sikap proaktif, yaitu tidak hanya bereksi kepada stimuli eksternal, tetapi juga sanggup berindak dengan sadar terhadap lingkunganya. Sehinga lingkungan pun bereksi kepada mereka. Sikap proaktif tidak hanya langsung mereduksi tegangan, tetapi juga menciptakan tegangan.
Kedua, kepribadian yang dewasa tampaknya lebih termotivasikan oleh proses-proses sadar ketimbang kepribadian yang terdistorsi, menjadikan mereka lebih fleksibel dan mandir ketimbang pribadi sehat yang masih terus didominasi oleh motif-motif  bawah sadar yang muncul dari pengalaman kanak-kanak.
Apakah persyaratan yang lebih spesifik bagi kesehatan psikologis? Allport  mengidentifikasikan enam kriteria bagi kepribadian dewasa.
1.      Perluasan konsep diri. Mereka tidak berpusat pada diri sendiri, melainka sanggup menyelami masalah dan aktivitas-aktivitas di luar dirinya. Kepedulian sosial, keluarga, dan kehidupan spiritual dianggap oleh mereka penting karena aktivias-aktivitas ini mejadi bagian dari ekstensialnya. Setiap orang memiliki kecintaan diri namun, hanya pengembangan diri sajalah tanda kedewasaanya.
2.      Hubungan hangat dirinya dengan orang lain. Hubungan hangat tentunya tergantung pada kemampuan manusia meluaskan konsep diri. Individu yang sehat secara psikoligis meperlakukan orang lain dengan penuh penghargaan, dan mereka menydari bahwa kebutuhan, hasrat, dan harapan orang lain tidaklah berbeda dari yang mereka miliki.
3.      Rasa aman emosional atau penerimaan. Individu yang sehat menerima diri apa adanya, dan memiliki apa yang disebut muatan emotif . pribadi yang sehat tidak begitu jengkel jika terdapat hal-hal yang tidak berjalan sesuai rencana. Karena sadar bahwa rasa frustasi dan tidak nyaman adalah bagian dari hidup itu sendiri.
4.      Persepsi yang ralistis tentang lingkungan sekitarnya. Mereka lebih berorientasi kepada masalah dari pada egoismenya, dan bersentuhan dengan dunia seperti yang dilihat orang pada umumnya.
5.      Kedalaman wawasan (insight) dan humor. Wawasan dan humor berkaitan erat dan menjadi aspek dari satu hal yang sama, objektivikasi diri.
6.      Filsafat hidup yang menyatukan. Pribadi yang sehat memiliki konsep yang jelas tentang tujuan hidup. Tanpa ini, wawasan mereka akan terasa seperti kosong dan tandus, dan humor mereka akan merosot menjadi sinis. Filsafat hidup yang menyatukan bisa berupa agama. Pribadi dengan sikap religius yang dewasa dan filsafat hidup yang menyatukan memiliki suara hati yang berkembang dengan baik.

4.      Narasi Penulis
Catatan Harian  ( Marion Taylor)
Selama akhir 1930-an, Allport dan isterinya mulai berkenalan dengan sumber data personal yang sangat kaya. Marion Taylor. Inti data terhampar dalam buku catatan harian sepanjang hidupnya namun, informasi personal tentang Marion juga diperoleh dari deskripsi ibunya, adik perempuanya, guru favoritnya, dua teman dekatnya catatan sekolahnya, skor dalam tes-tes psikologisnya, dan dua pertemuan pribadinya dengan Allport.
Marion Taylor lahir tahun 1902 di Illionis, pindah ke California dengan orang tua dan adiknya pada 1911, segera sesudah ulang tahun ke-13 entri catatan hariannya menjadi lebih personal. Mencekup fantasi dan rahasia perasaanya. Akhirnya dia  pun lulus dari kuliah, meraih gekar master dan menjadi guru psikologi dan biologi. Menikah di usia 31 tahun namun tidak dikaruniai anak.
Meskipun kekayaan dokumen personal Marion sudah bisa ditangkap Ada dan Gordon Allport namun, mereka memilih untuk menerbitkan tulisan tersendiri tentang biografi ini, karena sudah trajdi perselisihan antara Marion Taylor dan Ada Allport, sekarang mustahil untuk mengetahui dengan pasti mengapa Allport dan istrinya tidak menerbitkan sejarah kasus ini. namun proyek dengan Marion ini mungkin sudah membantu mereka mengorganisasikan dan menerbitkan kasus kedua.
Surat-surat dari Jenny
Surat-surat ini menyingkapi cerita tentang seorang perempuan berusia senja dengan perasaan cinta/benci terhadap putranya, Ross. Jenny menulis sekitar 301 surat kepada teman kuliah Ross, Glenn Winter, dan istrinya Isabel. Allport awalnya menerbitkan bagian-bagian tertentu surat ini secara anonim.
Lahir di Irlandia dari orangtua Protestan tahun1866, Jenny adalah sulung dari keenam adiknya, lima perempuan satu laki-laki. Ketika Jenny berusia 5 tahun, keluarganya pindah ke Kanada, dan ketika dia berusia 18 tahun, ayahnya meninggal, sehingga Jenny terpaksa menafkahi keluargnya. Sembilan tahun kemudian adik-adiknya sudah bisa mandiri dan Jenny, yang selalu dianggap pembangkang, membawa aib keluarga dengan menikahi seorang laki-laki yang sudah bercerai., sebuah keputusan yang semakin menjauhkan dirinya dari keluarganya yang sangat baik dalam agama.
Hanya dua tahun menikah, suami Jenny meninggal. Satu bulan lebih Ross, lahir. Itu adalah tahun 1897 , tahun yang sama dengan kelahiran Gordon Allport. Tujuh belas tahun kemudian dunia Jenny segera berputar, dia bekerja keras agar bisa memenuhi kebutuhan anaknya. Ketika Ross mulai tertarik dengan perempuan, hubungan intim antara ibu dan anak itu pun mulai berakhir perlahan. Jenny mulai surat menyurat dengan Gleen dan Isabel (Gordon dan Ada) yang didalamnya menyikapi banyak informasi tentang hidup dan kepribadiannya. Surat-surat yang awal menunjukan bahwa dia sangat cemas dengan masalah keuangan, kematian dan Ross. Dia merasa bahwa Ross tidak tahu berteima kasih, bahwa dia sudah meninggalkan dirinya untuk perempuan lain dan melacur dengan perempuan itu! Dia terus melontarkan kepahitannya itu hingga putranya bercerai.
Jenny kemudian berpindah ke sebuah apartemen disebelah apartemen Ross dan untuk waktu yang singkat merasa bahagia. Tetapi tak lama kemudian Ross terlihat bersama perempuan lagi dan Jenny mulai menemukan ada yang keliru antara keduanya. Surat-suratnya dipenuhi kemarahan terhadap Ross, sikap curiga, sinis terhadap orang lain, bahkan sampai ke pernyataan bahwa dia ingin bunuh diri.
Tiga tahun setelah Jenny melakukan korespodensi dengan keluarga Allport, tiba-tiba Ross meninggal. Jenny makin saja menyalahkanorang lain atas penderitaanya dan mulai menigkatkan kecurigaan dan permusuhan terhadap orang-orang yang merawatnya. Hingga akhirnya Jenny meninggal.
5.      Analisis kasus Jenny
Allport dan para mahasiswanya menggunkan tiga teknik untuk melihat kepribadian Jenny tersebut.
1.      Alfred Badwin mengembangkan teknik yang disebut analisis struktur pribadi dengan menganalisis minimal sepertiga dari surat-surat tersebut. Untuk menganalisis kepribadian Jenny Alfred menggunakan dua prosedur morfogenik secara ketat, yaitu frekuensi dan keterkaitan. Contohnya, seberapa sering Jenny menyebutkan Ross, uang dan dirinya sendiri?seberapa sering kategori “Ross – tidak sayang” muncul dalam korespodensi yang ketat dengan “dirinya sendiri – pengirbanan diri?” . dengan menggunkan teknik analisi kepribadian, Badwin mengidentifikasi tige kelompok besar dalam surat – surat Jenny. Pertama terkait dengan Ross, perempuan, masa lalu, dan dirinya sendiri -  sebuah  pengorbanan diri. Yang kedua berkaitan dengan pencarian Jenny terhadap pekerjaan, dan ketiga sikapnya terhadap  uang dan kematian. Tiga kelompok ini independen satu sama lain meskipun satu topik tunggal.
2.      Jeffrey Paige menggunakan analisis faktor untuk menemukan disposisi sentral yang terungkap diseluruh surat Jenny. Dalam kesemuanya itu, Paige mengeidentifikasi delapan faktor : agresi, keposesifan, afiliasi, otonomi, penerimaan keluarga, seksualitas, penuh gairag dalam hidup, dan kematian. Studi Paige menarik karena dia berhasil mengidentifikasi delapan faktor, jumlah yang sesuai dengan hipotesis Allport bahwa setiap manusia memiliki disposisi sentral antara 5 sampai 10.
3.      Teknik akal sehat yang digunakan Allport. Allport meminta 36 penilai untuk mendaftar apa yang mereka anggap sebagai karakteristik esensial Jenny. Mereka merekam 198 sifat, kebanyakan sinonim dan tumpang-tindih. Allport kemudian mengelompokan semua sifat itu menjadi delapan : suka bertengkar-penuh kecurigaan, berpusat pada diri sendiri, otonomi-independen, suka mendramatisasi, estetis-artistik, agresif, sinis-nekat, dan sensimentil. Melalui surat-surat Jenny kita dapat menemukan kalau dia memiliki sekitar delapan karakter sentral yang mencirikan 12 tahun terakhir hidupnya. Para psikolog bisa menganalisis seseorang dan mengidentifikasi disposisi sentralnya dengan konsisten, meskipun dengan prosedur yang berbeda-beda.

6.      Struktur Kepribadian
Struktur kepribadian mengacu pada unit-unit dasarnya atau blok-blok bangunanya. Menurut Allport struktur yang paling penting adalah deskripsi tentang pribadi berdasarkan karakteristik individualnya, dan dia menyebut karakteristik individual ini disposisi personal.

Disposisi Personal

Allport mendefinisakan disposisi personal sebagai “struktur neuropsikis umum (sekaligus khas individu), yang sanggup mengubah stimuli yang ekuivalen secara fungsional, sekaligus menginisiatifkan dan menuntut bentuk-bentuk (ekuivalen) perilaku adaptif dan gaya pribadi secara konsisten”.
Seberapa banyak disposisi personal yang dimiliki individu?setiap pribadi akan memiliki ratusan disposisi pribadi.
                        Tingkatan disposisi personal
1.      Disposisi esensial. Karakteristik sangat mencolok atau hasrat sangat kuat sampai-sampai mendominasi hidup mereka. Contohnya : idealis, penuh prasangka, narsis, sadis, dan seterusnya.
2.      Disposisi sentral. Hanya segelintir orang sajalah yang memiliki disposisi sentral, biasanya orang mempunyai 5 sampai 10 karakteristik yang paling menonjol dan di sekitarnya hidup seseorang difokuskan.
3.      Disposisi sekunder. Jauh lebih bedar jumlahnya ketimbnag disposisi sentral adalah disposisi sekunder. Setiap orang banyak memiliki disposisi sekunder yang tidak sentral bagi kepribadian namun selalu muncul teratur dan bertanggung jawab bagi kebanyakan perilaku spesifiknya.
Disposisi motivasi dan Disposisi Gaya
Semua disposisi personal bersifat dinamis dalam artian memiliki kekuatan motivasi. Allport menyebut disposisi yang dirasakan sangat kuat ini disebut sebagai disposisi motivasi, dan dengan disposisi gaya tidak begitu kuat. Contoh disposisi gaya adalah dandanan dan penampilan rapi. Manusia termotivasikan untuk berpakain karena kebutuhan dasar menghangatkan tubuh namun, cara mengenakan pakaian ditentukan oleh disposisi gaya pribadi mereka.
                        Proprium
Proprium mengacu pada perilaku dan karakteristik yang dianggap anggap, sentral, dan penting dalam hidup seseorang. Tetapi proprium bukan keseluruhan pribadi, karena banyak karakteristik dan perilaku seseorang tidak hangat atau sentral. Perilaku yang tidak sentral ini meliputu :
1.      Dorongan dan kebutuhan dasar yang umum ditemui dan terpenuhi tanpa banyak kesulitan
2.      Kebiasaan komunitas, seperti cara berpakaian, cara menyapa, dan cara mengemudi disebelah kiri/kanan jalan,
3.      Kebiasaan prilaku, seperti merokok atau menyikat gigi, yang dilakukan secara otomatis dan tidak begitu krusial bagi konsep diri seseorang.
Sebagai pusat kehangatan pribadi, proprium mencakkup aspek-aspek kehidupan yang dianggap seseorang penting bagi konsep identitas diri dan pengembangan diri.

  


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Keunikan Individu Menurut “Gordon Allport”
            Allport tadak setuju dengan teori psikoanalisis. Menurutnya manusia normal adalah makhluk yang rasional yang diatur terutama oleh tujuan kesadarannya yang berakar di masa kini dan masa yang akan datang, bukan di masa lalu. Prinsip dasar tingkah laku adalah terus menerus bergerak mengalir. Karena itu konsep utama teori kepribadiannya menyangkut motivasi, yang membuat orang bergerak. Arus aktivitas itu memiliki unsur yang tetap (trait) dan unsur yang berubah-ubah.
            Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisik individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik dengan ingkungannya. Definisi kepribadian ini memiliki 3 unsur pokok :
1.      Dynamic organization
2.      Psychophysical systems
3.      Determine
            Allport juga mempertimbangkan untuk tidak memakai istilah karakter dan temperamen sebagai sinonim personaliti. Menurutnya, karakter bersebrangan dengan kepribadian yang menggambarkan deskripsi tingkah laku yang bebas dari penelitian (karakter adalah kepribadian yang menilai, dan kepribadian adalah karakter yang tidak menilai). Tempramen mengacu ke disposisi yang berkait erat dengan determinan biologi atau fisiologik. Sifat (trait) sebagai struktur neuropsikik membimbing orang untuk bertingkah laku yang konsisten lintas waktu dan tempat, merespon secara sama kelompok stimuli yang mirip. Sifat-sifat terpenting dari trait sebagai berikut :
1.      Nyata
2.      Membuat banyak stimuli berfungsi ekuivalen
3.      Mengubah/menentukan tingkah laku
4.      Empirik
5.      Kemandirian yang relatif
Allport membedakan antara trait umum dengan trait individual :
1.      Trait umum adalah sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh banyak orang, dipakai untuk membandingka orang dari latar budaya yang berbeda.  Sekelompok orang lebih suka terbuka atau lebih sopan dibanding kelompok lain. Asumsi yang mendasari trait ini adalah persamaan evolusi dan pengaruh sosial.
2.      Trait individual merupakan manifestasi trait umum pada diri seseorang, sehingga selalu unik bagi orang itu, konstruk neuropsikik yang membimbing, mengarahkan dan memotivasi tingkah laku penyesuaian yang khas. Sifat unik itu merupakan gambaran yang tepat dari struktur kepribadian seseorang.
Menurut Allport pentingnya membedakan dua jenis trait ini lebih kepada perbedaan pendapatan riset. Pendekatan nomotetik mempelajari manifestasi sifat yang sama pada orang yang berbeda, dan pendekatan idiografik mempelajari satu orang untuk menentukan apa yang disebut Allport : “pola unik individual.”

B.     Hubungan  Keunikan Individu “Gordon Allport” Dalam Bimbingan dan Konseling dan Nilai Islami
          Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang/sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru pembimbing agar individu/sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Menurut pendapat Prayitno, Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang individu/sekelompok orang agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Rohman Natawidjaja berpendapat Bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga is sanggup mengarahkan dirinya dan bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan keadaan sekolah,keluarga,masyarakat dan kehidupan pada umumnya.
            Konseling adalah suatu aktivitas pemberian nasehat dengan atau berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam bentuk pembicaraan yang komunikatif antara konselor dan klien dengan menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalanm upaya meningkatkan kesehatan mental klien. Edwin C. Elwis (1970) mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses dimana orang yang bermasalah dibantu secara pribadi untuk merasa dan berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan perilaku yang memungkinkannya berhubungan secara efektif dengan dirinya dan linhkungannya.
            Sedangkan definisi Bimbingan dan Konseling dalam pendidikan islam ialah suatu aktivitas memberikan bimbingan, pengajaran dan pedoman kepada peserta didik yang dapat mengambangkan potensi akal pikiran, kejiwaan, keimanan dan keyakinannya serta dapat menanggulangi problematika dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadis. Dengan menggunakan teknik-teknik tertentu baik yang bersifat lahir ataupun batin yang dilakukan oleh guru BK dalam lingkungan sekolah ataupun madrasah.
C.    Kepribadian Dalam Pandangan Islam
1.      Manusia adalah makhluk Allah
Manusia dalam hidupnya mempunyai ketergantungan kepadanya. Manusia tidak bisa lepas dari ketentuannya. Sebagai makhluk, manusia berada dalam posisi lemah dalam arti tidak bisa menolak, menentang  yang sudah dipastikannya.
2.      Manusia adalah khalifah di muka bumi
Berdasarkan fitrahnya manusia merupakan makhluk sosial, memiliki potensi untuk bersosialisasi dan berinteraksi sosial secara positif dengan orang lain
3.      Manusia adalah makhluk yang mempunyai fitrah beragama
Manusia mempunyai kemampuan untuk menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama dan sekaligus menjadikan kebenaran agama itu sebagai tolak ukurnya.
4.      Manusia memiliki kebebasan memilih
Menusia diberi kebebasan untuk memilih kehidupannya apakah mau beriman atau khufur kepasa Allah.
            Tidak satupun definisi yang subtantif kepribadian dapat diberlakukan secara umum, sebab masing-masing definisi dilatar belakangi oleh konsep-konsep empiris dan filosofis yang berbeda-beda. Dengan begitu tidak berkelebihan jika Allport dalam studinya menemukan sejumlah 50 definisi mengenai kepribadian. Makusdnya, manusia sebagai sunah atau kodratnya yang telah ditetapkan oleh Tuhan.
Manusia memiliki tiga daya :
1.      Kolbu yang memiliki fitrah ke-Tuhanan
2.      Akal yang memiliki fitrah kemanusiaan, sebagai aspek kesadaran manusia yang berfungi sebagai daya kognisi
3.      Nafsu yang memiliki fitrah kehewanan sebagai aspek bawah kesadaran manusia yang berfungsi sebagai daya karsa.
           


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Allport adalah orang yang eklektis, membenarkan dan menerima ide-ide dari berbagai sumber. Dia mendifinisikan kepribadian sebagai pengorganisasian dinamis dalam diri individu dimana sistem psikofisiknya menentukan perilaku dan pikirannya. Allport menggunakan prosedur-prosedur morfogenik seperti catatan harian dan surat-surat untuk mencari pola-pola perilaku dalam diri individu tunggal. Allport optimis dalam memandang kemanusiaan namun tetap realistik bahwa manusia memiliki kebebasan yang terbatas. Manusia selalu berorientasi kepada tujuan, proaktif, dan dimotivasikan oleh beragam kekuatan, yang sebagian besar muncul dari wilayah bawah sadarnya. Pengalaman masa kanak-kanak awal tidak begitu penting, signifikan hanya jika terus bercokol ketika manusia sudah dewasa. Baik perbedaan maupun kemiripan diantara individu penting namun, perbedaan individual dan keunikannya menerima fokus yang lebih besar dalam psikologi Allport.



Daftar Pustaka

Ahmad Mubarok, Al-Irsyad an Nafsy, Konseling Agama Teori dan Kasus (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002)
Alwisol. 2008. Psikologi kepribadian. Umm Pres : Magelang
Aunur Rohim Faqih, 2001, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,(Fajar Pustaka: Yogyakarta) hlm. 2
Bakari, Hamdani. 2002. Konseling dan Psikoterapi Islam. Fajar Pustaka. Yogyakarta
Direktorat jenderal peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikandepaartemen pendidikan nasional, rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. 2007 Hal. 15
Feist Jess. 2007. Theories of personlity. Pustaka pelajar : Yogyakarta
Hamdani Bakran, 2002, Konseling & Psikoterapi Islam,(Rajawali Pers:Yogyakarta) hlm. 179
Hasan Aliah Purwakania. 2006. Raja grafindo persada : Jakarta
Hidayat Dede Rahmat. 2011. Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Penerbit galih : Bogor
Wade Carole. 2007. Psikologi. Penerbit erlangga : Yogyakarta




Tidak ada komentar:

Posting Komentar