Kamis, 03 November 2016

Makalah Teori Psikologi Kepribadian "Burrhus Frederic Skinner" dan Hubungan dengan Islam

"Terimakasih Kelompok Alif Rizki Yunanto BK UMMgl" 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an. Pada waktu itu model pengkondisian klasik dengan teori S-R dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat  pada pelaksanaan penelitian. Istilah-istilah seperti cues (pengisyratan), purposive behavior (tingkah laku purposive) dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk memunculkan atau memicu suatu respon tertentu.
Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya.Banyak tingkah laku menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap organisme untuk merespon.
Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John Watson. Tidak seperti halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya, Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan.
B. Teori Operant-Reinforcement dari Burrhus Frederic Skinner
1.      Biografi Burrhus Frederic Skinner
Burchuss Frederick Skinner lahir 20 maret 1904, di kota kecil pennsylvania Susuquehana. Anak pertama pasangan William Skinner. Ayahnya adalah seorang pengacara, dan ibunya yang kuat dan cerdas sebagai ibu rumah tangga. Saat ia masuk perguruan tinggi adiknya meninggal. Ia merasa bersalah karena itu Skinner pergi ke Hamilton College dan mengambil jurusan literatur Inggris. Setelah lulus perguruan tinggi, Skinner menghabiskan waktunya untuk menulis. Ia menghabiskan enam bulan hidup di Greenwich Village di New York City untuk membaca tulisan Pavlov dan juga serangkaian artikel lainnya.
             Meskipun tidak mengambil jurusan psikologi diperguruan tinggi, Skinner mulai mengembangkan minat dibidang ini dan diterima diprogram sarjana jurusan psikologi di Harvard. Selama kuliah di Harvard, Skinner mendapat gelar BA nya dalam bahasa inggris pada tahun 1926 dari Presbyterianfounded Humilton College. Setelah wisuda ia menekuni dunia tulis menulis sebagai profesinya selama 2 tahun. Pada tahun 1928, dia melamar masuk program pasca sarjana Psikologi Universitas Harvard. Ia memperoleh MA pada tahun 1930 dan Ph.D pada tahun 1931. Pada tahun 1945 dia menjadi kepala departemen  psikologi di universitas indiana. 3 tahun kemudian, tahun 1948 dia di undang untuk datang lagi ke Universitas Hardvard.  Di Universitas tersebut dia menghabiskan sisa kariernya disana.
Ia adalah seorang yang aktif dalam berbagai kegiatan seperti melakukan berbagai penelitian, membimbing ratusan calon dokter, dan menulis berbagai buku. Meski tidak sukses dalam hal tersebut ia menjadi penulis Psikologi terbaik.  Salah satu karyanya yang terkenal adalah Wallden II. Pada tanggal 18 agustus 1980 dia meninggal dunia karena penyakit leukimia.
        Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, skinner mengadakan pendekatan behaviouristik untuk menerangkan tingkah laku . Pada tahun 1938, skinner menerbitkan bukunya yang berjudul ’’The Behaviour Of Organism’’. Dalam perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori “Operant Conditioning” buku ini menjadi inspirasi di adakan nya konferensi tahunan yang di mulai tahun 1946 dalam masalah “The Experimental an Analysis Of Behaviour” . Hasil konferensi di muat dalam jurnal berjudul “Journal Of The Experimental Behaviours” yang disponsori oleh asosiasi Psikologi di Amerika.
2.      Konsep
Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan) yaitu sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Skinner membuat tiga asumsi dasar, yaitu :
a.       Perilaku itu terjadi menurut hukum tertentu (behavior is lawful).
Walaupun mengakui bahwa perilaku manusia adalah organisme yang berperasaan dan berpikir, namun Skinner tidak mencari penyebab perilaku di dalam jiwa manusia dan menolak alasan-alasan penjelasan dengan mengendalikan keadaan pikiran (mind) atau motif-motif internal.
b.      Perilaku dapat diramalkan (behavior can be predicted).
Perilaku manusia (kepribadiannya) menurut Skinner ditentukan oleh kejadian kejadian di masa lalu dan sekarang dalam dunia objektif dimana individu tersebut mengambil bagian.
c.       Perilaku manusia dapat dikontrol (behavior can be controlled).
Perilaku dapat dijelaskan hanya berkenaan dengan kejadian atau situas-situasi antaseden yang dapat diamati. Bahwa kondisi sosial dan fisik di lingkungan sangat penting dalam menentukan perilaku.

Perlu disadari bahwa Skinner tidak menolak adanya peranan faktor-faktor bawaan dan turunan dalam perilaku, seperti pembawaan genetis (genetic endowment) yang menentukan rentang umum dari respon-respon yang dapat dilakukan dan juga mempengaruhi akibat-akibat yang menguatkan perilaku yang dilakukannya.Namun dijelaskan oleh Skinner bahwa lingkungan perlu dipertimbangkan untuk mejelaskan tentang pembawaan genetis tersebut. Skinner menunjukkan bahwa contingencies ofsurvival menentukan apa yang diturukan bagi suatu spesies yaitu bahwa lingkungan menyeleksi perilaku-perilaku yang menunjang untuk hidup terus.
Bagi Skinner, perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran dianggap sebagai akibat pembawaan genetis dan pengalaman individu daripada sebagai penyebab tindakan. Berpikir adalah berperilaku bila menurut pandangan Skinner. Dan ia percaya bahwa pengetahuan yang penuh tentang faktor genetis, lingkungan manusia dan manipulasi lingkungan adalah kunci untuk meningkatkan perilaku manusia. Menurut Skinner, penyelidikan tentang kepribadian melibatkan pengamatan yang sistematis dan sejarah belajar yang khas serta latar belakang genetis yang unik dari individu.
3.       Bentuk Teori BFSkinner
            B.F. Skinner dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise). Operant Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.

            Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya stimulus tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut: dalam laboratorium, Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “Skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik.
            Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll). Selama tikus bergerak kesana-kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping.
            Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati, Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulu-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Penguatan dan Hukuman (Reinforcement and Punishment)
Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:
a.       Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
b.      Penguatan negatif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Satu  cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan.Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman.Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.Berikut ini disajikan contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W Santrock, 274).



Penguatan positif
Perilaku
Murid mengajukan pertanyaan yang bagus
Konsekuensi
Guru menguji kemampuan murid
Prilaku kedepan
Murid mengajukan lebih banyak pertanyaan
Penguatan negative
Perilaku
Murid menyerahkan PR tepat waktu
Konsekuensi
Guru berhenti menegur murid
Prilaku kedepan
Murid makin sering menyerahkan PR tepat waktu
Hukuman
Perilaku
Murid menyela guru
Konsekuensi
Guru menegur murid langsung
Prilaku kedepan
Murid berhenti menyela guru
Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua bentuk itu, konsekuensi meningkatkan prilaku. Dalam hukuman, perilakunya berkurang.

Jadwal perkuatan (Schedule Reinforcement) B.F. Skinner
Berikut ini adalah penjelasan dari jadwal perkuatan yang dikemukakan oleh Skinner, jadwal tersebut meliputi continuous reinforcement schedule, interval reinforcement yang kemudian dibagi menjadi fixed interval reinforcement dan variable interval reinforcement, kemudian yang ketiga adalah ratio reinforcement yang dibagi menjadi fixed ratio reinforcement dan variable ratio reinforcement, sedangkan yang terakhir adalah concurrent schedule of reinforcement.
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
a.       Continuous Reinforcement Schedule
Setiap respon individu akan diberi perkuatan, individu cukup melakukan satu    perilaku operan saja, dan secara otomatis akan mendapatkan perkuatan. Hal ini menyebabkan individu akan melakukan satu perilaku operan secara berulang – ulang.
b.      Perkuatan Interval (Interval Reinforcement)
Jadwal perkuatan yang tergantung pada interval waktu tertentu. Apabila jadwal interval tersebut tidak berubah, misalnya tiap 10 atau 15 menit maka disebut dengan jadwal perkuatan interval tetap (Fixed Interval Reinforcementi), sedangkan pemberian perkuatan dengan jadwal interval yang acak atau berubah-ubah disebut dengan Variable Interval Schedule.
c.       Perkuatan Rasio (Ratio Reinforcement)
Merupakan jadwal perkuatan yang mengabaikan faktor waktu, banyaknya perkuatan yang diperoleh individu semata-mata tergantung pada perilaku yang ditunjukkan. Jika dalam Continuous Reinforcement setiap perilaku yang ditunjukkan individu mendapat perkuatan, dalam Ratio Reinforcement diubah, perkuatan hanya diberikan setiap 10 kali atau 15 kali perilaku ditunjukkan, atau jumlah lainnya, Jadwal ini disebut dengan Fixed Ratio Reinforcement, dan jika jumlahnya diubah-ubah secara acak, seperti ketika mengubah jadwal interval yang telah dipaparkan sebelumnya disebut dengan Variable Ratio Schedule.
d.      Concurrent schedule of reinforcement.
Terdapat dua atau lebih pilihan jadwal pemberian perkuatan yang aktif secara bersamaan, sehingga individu dapat memilih salah satunya. Dan Perilaku memilih dalam jadwal konkuren dapat diterangkan dari Hukum Matching (Matching Law) (Herrnstein) yang menyatakan bahwasanya respon yang diberikan kepada dua pilihan akan sama dengan proporsi frekuensi perkuatan yang didapat dari kedua pilihan tersebut.

B. Sudut Pandang Teori B.F Skinner dalam Bimbingan dan Konseling
              Penguatan diberikan dengan pertimbangan: tepat sasaran, tepat waktu dan tempat, tepat isi, tepat cara, dan tepat orang yang memberikannya.Secara umum ada dua bentuk penguatan atau reinforcement yaitu reinforcement positif dan negative. Reinforcement yang diberikan kepada siswa baik positif maupun negatif dengan prosedur yang tepat akan dapat memberikan manfaat dalam proses konseling.
Adapun tujuan dari teknik renforcement ini antara lain adalah:
1.          Agar konseli terdorong untuk merubah tingkah lakunya
2.          Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan
3.          Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan                  terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan


MANFAAT
1.          Membuat konseli terdorong untuk merubah tingkah lakunya. Penguatan                    tersebut hendaknya mempunyai daya yang cukup kuat dan dilaksanakan                            secara sistematis dan nyata-nyata ditampilkan melalui tingkah laku konseli.
2.          Dapat mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak                        diinginkan
3.          Dapat memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan                                  mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan
4.          Dapat mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh                       atau model (film, tape recorder, atau contoh nyata langsung)
5.          Lebih mudah mengubah tingkah laku yang diinginkan dengan sistem                         kontrak pemberian reinforcement


    C.  Analisis Pandangan Islam Terhadap Teori Skinner
             Pengertian Penguatan (Reinforcement) dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar maupun mengucapkan terima kasih. Ucapan terima kasih sejatinya merupakan satu penghargaan. Contoh bentuk penghargaan lain seperti: orang yang bekerja untuk orang lain hadiahnya adalah upah/ gaji; orang yang menyelesaikan suatu program sekolah, hadiahnya adalah ijazah; membuat suatu prestasi dalam suatu bidang olah raga, hadiahnya adalah medali atau uang; tepuk tangan, memberi salam pada dasarnya adalah suatu hadiah juga. Demikian juga halnya dengan hukuman yang diberikan seseorang karena telah mencuri, menyontek, tidak mengerjakan tugas, datang terlambat, menipu, dan lain-lain.
Baik pemberian hadiah maupun pemberian hukuman merupakan respon seseorang kepada orang lain karena perbuatannya. Hanya saja pada pemberian penghargaan/ hadiah (reward) adalah merupakan respon yang positif, sedangkan pada pemberian hukuman (punishment) adalah respon yang negatif. Namun, kedua respon tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu ingin mengubah tingkah laku seseorang.
Dalam perspektif Islam, reward muncul dengan beberapa istilah, antara lain ganjaran, balasan dan pahala, sebagaimana Firman Allah Swt. (QS. Al- Waqiah56/: 24)
(Sebagai balasan bagi apa yang Telah mereka kerjakan)
Sedangkan punishment, muncul dengan kata ‘uqubah atau ‘iqaab, sebagaimana Firman Allah Swt dalam (Q.S. al-Hasyr/59 : 4).
(Yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya)
Respon positif (reward) adalah bertujuan agar tingkah laku yang sudah baik (bekerja, belajar, berprestasi dan memberi) itu frekuensinya akan berulang atau bertambah. Sedang respon yang negatif (punishment) bertujuan agar tingkah laku yang kurang baik itu frekuensinya berkurang atau hilang. Pemberian respon tersebut, dalam proses belajar mengajar disebut pemberian Reinforcement (penguatan). segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.

BAB III
KESIMPULAN
Skinner memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respons terhadap lingkungan, dan pengalaman akan membentuk perilaku mereka. Skinner percaya bahwa kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan perkembangan tingkah laku dalam hubungannya yang terus-menerus dengan lingkungannya.
Cara yang efektif untuk mengubah dan mengontrol perilaku adalah dengan melakukan reinforcement (penguatan), suatu strategi kegiatan yang membuat perilaku tertentu berpeluang untuk terjadi atau sebaliknya (berpeluang untuk tidak terjadi) pada masa yang akan datang. Pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus dengan respons akan semakin kuat apabila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua penguatan positif dan negatif, di mana peningkatan positif dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang.
Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respons, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Operant conditioning terjadi bila respons terhadap sebuah stimulus diperkuat.Pada dasarnya operan conditioning merupakan sistem umpan balik sederhana. Bila reward (hadiah) atau penguat mengikuti respons terhadap sebuah stimulus maka respons itu menjadi lebih mungkin muncul di masa yang akan datang, dan dalam teori Skinner hukuman dibuang dan diganti dengan penguat negatif.



DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: Ummpress.

Cervon, Daniel. 2012. Kepribadian Teori dan Penelitian Edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika

Dalyono. 1996. Psikologi Pendidikan. Semarang: Rineka Cipta.

Departemen Agama RI , Al Qur’an dan terjemahnya. Bandung: CV Penerbit Jumanatul Ali Art. 2005 .

Feist,J. F.(2010). Teori Kpribadian Edisi 7 buku 2. Jakarta : Salemba Humanika

Feist jess  ,Feist Gregory J. 2014. Teori Kepribadian Theoris of Personality. Jakarta: Humanika Salemba

Jarvis, Matt. 2006. Teori-Teori Psikologi. Bandung: Nusamedia.

Taniputera, Ivan. 2005. Psikologi Kepribadian. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Widosari, Lilik. Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Melalui Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Behavior pada Siswa.http://e-journal.ikip-veteran.ac.id/ (diakses tanggal 14  febuari  2016)
Yusuf, Syamsu &Juntika Nurihsan. 2007. Teori Kepribadian. Bandung: Rosda.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar