"Terimakasih Kelompok Alif Rizki Yunanto BK UMMgl"
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Asas
pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an. Pada waktu itu model pengkondisian klasik dengan teori S-R dari
Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat pada pelaksanaan penelitian.
Istilah-istilah seperti cues (pengisyratan), purposive
behavior (tingkah laku purposive) dan drive stimuli (stimulus
dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk memunculkan
atau memicu suatu respon tertentu.
Skinner
tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana
stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut
Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap
untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya.Banyak
tingkah laku menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang
mempunyai pengaruh terhadap organisme untuk merespon.
Asas-asas
kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John
Watson. Tidak seperti halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya, Skinner
menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari
Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu
paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas
kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku
operan.
B. Teori
Operant-Reinforcement dari Burrhus
Frederic Skinner
1.
Biografi
Burrhus Frederic Skinner
Burchuss Frederick Skinner lahir 20 maret 1904, di kota kecil
pennsylvania Susuquehana. Anak pertama pasangan William Skinner. Ayahnya adalah
seorang pengacara, dan ibunya yang kuat dan cerdas sebagai ibu rumah tangga.
Saat ia masuk perguruan tinggi adiknya meninggal. Ia merasa bersalah karena itu
Skinner pergi ke Hamilton College dan mengambil jurusan literatur Inggris.
Setelah lulus perguruan tinggi, Skinner menghabiskan waktunya untuk menulis. Ia
menghabiskan enam bulan hidup di Greenwich Village di New York City untuk
membaca tulisan Pavlov dan juga serangkaian artikel lainnya.
Meskipun tidak
mengambil jurusan psikologi diperguruan tinggi, Skinner mulai mengembangkan
minat dibidang ini dan diterima diprogram sarjana jurusan psikologi di Harvard.
Selama kuliah di Harvard, Skinner mendapat gelar BA nya dalam bahasa inggris
pada tahun 1926 dari Presbyterianfounded Humilton College. Setelah wisuda ia
menekuni dunia tulis menulis sebagai profesinya selama 2 tahun. Pada tahun
1928, dia melamar masuk program pasca sarjana Psikologi Universitas Harvard. Ia
memperoleh MA pada tahun 1930 dan Ph.D pada tahun 1931. Pada tahun 1945 dia
menjadi kepala departemen psikologi di
universitas indiana. 3 tahun kemudian, tahun 1948 dia di undang untuk datang
lagi ke Universitas Hardvard. Di
Universitas tersebut dia menghabiskan sisa kariernya disana.
Ia adalah seorang yang aktif dalam berbagai kegiatan seperti
melakukan berbagai penelitian, membimbing ratusan calon dokter, dan menulis
berbagai buku. Meski tidak sukses dalam hal tersebut ia menjadi penulis Psikologi
terbaik. Salah satu karyanya yang
terkenal adalah Wallden II. Pada tanggal 18 agustus 1980 dia meninggal dunia
karena penyakit leukimia.
Seperti halnya
kelompok penganut psikologi modern, skinner mengadakan pendekatan
behaviouristik untuk menerangkan tingkah laku . Pada tahun 1938, skinner
menerbitkan bukunya yang berjudul ’’The Behaviour Of Organism’’.
Dalam perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori “Operant
Conditioning” buku ini menjadi inspirasi di adakan nya konferensi
tahunan yang di mulai tahun 1946 dalam masalah “The Experimental an Analysis
Of Behaviour” . Hasil konferensi di muat dalam jurnal berjudul “Journal
Of The Experimental Behaviours” yang disponsori oleh asosiasi Psikologi di
Amerika.
2.
Konsep
Inti dari teori
behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan) yaitu
sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan
perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Skinner membuat tiga
asumsi dasar, yaitu :
a. Perilaku itu terjadi menurut hukum tertentu (behavior is lawful).
Walaupun
mengakui bahwa perilaku manusia adalah organisme yang berperasaan dan berpikir,
namun Skinner tidak mencari penyebab perilaku di dalam jiwa manusia dan menolak
alasan-alasan penjelasan dengan mengendalikan keadaan pikiran (mind) atau motif-motif internal.
b.
Perilaku dapat
diramalkan (behavior can be
predicted).
Perilaku
manusia (kepribadiannya) menurut Skinner ditentukan oleh kejadian kejadian di
masa lalu dan sekarang dalam dunia objektif dimana individu tersebut mengambil
bagian.
c.
Perilaku
manusia dapat dikontrol (behavior can
be controlled).
Perilaku
dapat dijelaskan hanya berkenaan dengan kejadian atau situas-situasi antaseden
yang dapat diamati. Bahwa kondisi sosial dan fisik di lingkungan sangat penting
dalam menentukan perilaku.
Perlu disadari
bahwa Skinner tidak menolak adanya peranan faktor-faktor bawaan dan turunan dalam perilaku, seperti pembawaan
genetis (genetic endowment) yang menentukan rentang umum dari
respon-respon yang dapat dilakukan dan juga mempengaruhi akibat-akibat yang
menguatkan perilaku yang dilakukannya.Namun dijelaskan oleh Skinner bahwa
lingkungan perlu dipertimbangkan untuk mejelaskan tentang pembawaan genetis
tersebut. Skinner menunjukkan bahwa contingencies ofsurvival menentukan
apa yang diturukan bagi suatu spesies yaitu bahwa lingkungan menyeleksi
perilaku-perilaku yang menunjang untuk hidup terus.
Bagi Skinner,
perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran dianggap sebagai akibat pembawaan genetis
dan pengalaman individu daripada sebagai penyebab tindakan. Berpikir adalah
berperilaku bila menurut pandangan Skinner. Dan ia percaya bahwa pengetahuan
yang penuh tentang faktor genetis, lingkungan manusia dan manipulasi lingkungan
adalah kunci untuk meningkatkan perilaku manusia. Menurut Skinner, penyelidikan
tentang kepribadian melibatkan pengamatan yang sistematis dan sejarah belajar
yang khas serta latar belakang genetis yang unik dari individu.
3.
Bentuk Teori BFSkinner
B.F.
Skinner dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi
langsung (directed instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui
proses operant conditioning. Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa
pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan
(drill) dan latihan (exercise). Operant Concitioning atau pengkondisian operan
adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif)
yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau
menghilang sesuai dengan keinginan.
Perilaku
operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda dengan
perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya
stimulus tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak
kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya,
maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak
disengaja atau tanpa maksud tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan
permen adalah penguat positifnya.
Skinner membuat eksperimen sebagai
berikut: dalam laboratorium, Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan
dalam kotak yang disebut “Skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai
peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan, penampung makanan, lampu yang
dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik.
Karena
dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari bentuk
penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan
tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut,
muka kecewa dll). Selama tikus bergerak kesana-kemari untuk keluar dari box,
tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan
makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus,
proses ini disebut shaping.
Berdasarkan berbagai percobaannya
pada tikus dan burung merpati, Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam
belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk
melalui ikatan stimulu-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penguatan
dan Hukuman (Reinforcement and Punishment)
Penguatan (reinforcement) adalah
konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi.
Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang
menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Skinner membagi penguatan ini
menjadi dua bagian:
a.
Penguatan positif
adalah
penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti
dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan
positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum,
menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol),
atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
b.
Penguatan
negatif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan
(tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain:
menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan
perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif
dan penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang
ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi
atau di hilangkan.Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan
hukuman.Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif
meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman
menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.Berikut ini disajikan contoh dari
konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W Santrock, 274).
Penguatan positif
|
||
Perilaku
Murid
mengajukan pertanyaan yang bagus
|
Konsekuensi
Guru
menguji kemampuan murid
|
Prilaku
kedepan
Murid
mengajukan lebih banyak pertanyaan
|
Penguatan negative
|
||
Perilaku
Murid
menyerahkan PR tepat waktu
|
Konsekuensi
Guru
berhenti menegur murid
|
Prilaku
kedepan
Murid
makin sering menyerahkan PR tepat waktu
|
Hukuman
|
||
Perilaku
Murid
menyela guru
|
Konsekuensi
Guru menegur murid langsung
|
Prilaku
kedepan
Murid
berhenti menyela guru
|
Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan
negatif. Dalam kedua bentuk itu, konsekuensi meningkatkan prilaku. Dalam
hukuman, perilakunya berkurang.
|
Jadwal
perkuatan (Schedule Reinforcement) B.F. Skinner
Berikut ini adalah penjelasan dari jadwal perkuatan
yang dikemukakan oleh Skinner, jadwal
tersebut meliputi continuous reinforcement schedule, interval reinforcement
yang kemudian dibagi menjadi fixed interval reinforcement dan variable
interval reinforcement, kemudian yang ketiga adalah ratio reinforcement
yang dibagi menjadi fixed ratio reinforcement dan variable ratio
reinforcement, sedangkan yang terakhir adalah concurrent schedule of
reinforcement.
Penjelasannya
adalah sebagai berikut :
a. Continuous
Reinforcement Schedule
Setiap
respon individu akan diberi perkuatan, individu cukup melakukan satu perilaku operan saja, dan secara otomatis
akan mendapatkan perkuatan. Hal ini menyebabkan individu akan melakukan satu
perilaku operan secara berulang – ulang.
b. Perkuatan
Interval (Interval Reinforcement)
Jadwal perkuatan yang tergantung pada
interval waktu tertentu. Apabila jadwal interval tersebut tidak berubah,
misalnya tiap 10 atau 15 menit maka disebut dengan jadwal perkuatan interval
tetap (Fixed Interval Reinforcementi), sedangkan pemberian perkuatan dengan
jadwal interval yang acak atau berubah-ubah disebut dengan Variable Interval
Schedule.
c. Perkuatan
Rasio (Ratio Reinforcement)
Merupakan jadwal perkuatan yang
mengabaikan faktor waktu, banyaknya perkuatan yang diperoleh individu semata-mata
tergantung pada perilaku yang ditunjukkan. Jika dalam Continuous Reinforcement
setiap perilaku yang ditunjukkan individu mendapat perkuatan, dalam Ratio Reinforcement
diubah, perkuatan hanya diberikan setiap 10 kali atau 15 kali perilaku
ditunjukkan, atau jumlah lainnya, Jadwal ini disebut dengan Fixed Ratio
Reinforcement, dan jika jumlahnya diubah-ubah secara acak, seperti ketika
mengubah jadwal interval yang telah dipaparkan sebelumnya disebut dengan
Variable Ratio Schedule.
d.
Concurrent schedule of reinforcement.
Terdapat dua atau lebih pilihan jadwal
pemberian perkuatan yang aktif secara bersamaan, sehingga individu dapat
memilih salah satunya. Dan Perilaku memilih dalam jadwal konkuren dapat
diterangkan dari Hukum Matching (Matching Law) (Herrnstein) yang menyatakan
bahwasanya respon yang diberikan kepada dua pilihan akan sama dengan proporsi
frekuensi perkuatan yang didapat dari kedua pilihan tersebut.
B. Sudut
Pandang Teori B.F Skinner dalam Bimbingan dan Konseling
Penguatan diberikan dengan pertimbangan: tepat
sasaran, tepat waktu dan tempat, tepat isi, tepat cara, dan tepat orang yang
memberikannya.Secara umum ada dua bentuk penguatan atau reinforcement yaitu
reinforcement positif dan negative. Reinforcement yang diberikan kepada siswa
baik positif maupun negatif dengan prosedur yang tepat akan dapat memberikan
manfaat dalam proses konseling.
Adapun tujuan dari teknik
renforcement ini antara lain adalah:
1. Agar
konseli terdorong untuk merubah tingkah lakunya
2. Mengurangi
frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan
3. Memberikan
penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang
tidak diinginkan
MANFAAT
1. Membuat
konseli terdorong untuk merubah tingkah lakunya. Penguatan tersebut hendaknya mempunyai daya yang cukup
kuat dan dilaksanakan secara
sistematis dan nyata-nyata ditampilkan melalui tingkah laku konseli.
2. Dapat
mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan
3. Dapat
memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan
terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan
4. Dapat
mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh atau model (film, tape
recorder, atau contoh nyata langsung)
5. Lebih
mudah mengubah tingkah laku yang diinginkan dengan sistem kontrak pemberian reinforcement
C. Analisis Pandangan Islam Terhadap Teori
Skinner
Pengertian Penguatan (Reinforcement) dalam kehidupan sehari-hari,
kita sering mendengar maupun mengucapkan terima kasih. Ucapan terima kasih
sejatinya merupakan satu penghargaan. Contoh bentuk penghargaan lain seperti:
orang yang bekerja untuk orang lain hadiahnya adalah upah/ gaji; orang yang
menyelesaikan suatu program sekolah, hadiahnya adalah ijazah; membuat suatu
prestasi dalam suatu bidang olah raga, hadiahnya adalah medali atau uang; tepuk
tangan, memberi salam pada dasarnya adalah suatu hadiah juga. Demikian juga
halnya dengan hukuman yang diberikan seseorang karena telah mencuri, menyontek,
tidak mengerjakan tugas, datang terlambat, menipu, dan lain-lain.
Baik pemberian
hadiah maupun pemberian hukuman merupakan respon seseorang kepada orang lain
karena perbuatannya. Hanya saja pada pemberian penghargaan/ hadiah (reward)
adalah merupakan respon yang positif, sedangkan pada pemberian hukuman
(punishment) adalah respon yang negatif. Namun, kedua respon tersebut memiliki
tujuan yang sama yaitu ingin mengubah tingkah laku seseorang.
Dalam perspektif Islam, reward
muncul dengan beberapa istilah, antara lain ganjaran, balasan dan pahala,
sebagaimana Firman Allah Swt. (QS. Al- Waqiah56/: 24)
(Sebagai balasan bagi apa yang Telah mereka kerjakan)
Sedangkan punishment, muncul dengan
kata ‘uqubah atau ‘iqaab, sebagaimana Firman Allah Swt dalam (Q.S.
al-Hasyr/59 : 4).
(Yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya mereka menentang Allah
dan Rasul-Nya. barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, Sesungguhnya Allah
sangat keras hukuman-Nya)
Respon positif
(reward) adalah bertujuan agar tingkah laku yang sudah baik (bekerja, belajar,
berprestasi dan memberi) itu frekuensinya akan berulang atau bertambah. Sedang
respon yang negatif (punishment) bertujuan agar tingkah laku yang kurang baik
itu frekuensinya berkurang atau hilang. Pemberian respon tersebut, dalam
proses belajar mengajar disebut pemberian Reinforcement (penguatan). segala bentuk
respon, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan modifikasi
tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan
informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas
perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.
BAB III
KESIMPULAN
Skinner memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi
respons terhadap lingkungan, dan pengalaman akan membentuk perilaku mereka.
Skinner percaya bahwa kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan
perkembangan tingkah laku dalam hubungannya yang terus-menerus dengan
lingkungannya.
Cara yang efektif untuk mengubah dan mengontrol perilaku adalah
dengan melakukan reinforcement (penguatan), suatu strategi kegiatan yang
membuat perilaku tertentu berpeluang untuk terjadi atau sebaliknya (berpeluang
untuk tidak terjadi) pada masa yang akan datang. Pengetahuan yang terbentuk melalui
ikatan stimulus dengan respons akan semakin kuat apabila diberi penguatan. Skinner
membagi penguatan ini menjadi dua penguatan positif
dan negatif, di mana peningkatan positif dapat meningkatkan terjadinya
pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan
perilaku berkurang atau menghilang.
Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian
kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan
pembentukan reaksi atau respons, menekankan pentingnya latihan, mementingkan
mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang
diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Operant conditioning terjadi
bila respons terhadap sebuah stimulus diperkuat.Pada dasarnya operan conditioning
merupakan sistem umpan balik sederhana. Bila reward (hadiah) atau
penguat mengikuti respons terhadap sebuah stimulus maka respons itu menjadi
lebih mungkin muncul di masa yang akan datang, dan dalam teori Skinner hukuman
dibuang dan diganti dengan penguat negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol.
2009. Psikologi Kepribadian. Malang:
Ummpress.
Cervon, Daniel. 2012. Kepribadian Teori dan Penelitian
Edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika
Dalyono.
1996. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Rineka Cipta.
Departemen Agama RI , Al Qur’an dan terjemahnya. Bandung:
CV Penerbit Jumanatul Ali Art. 2005 .
Feist,J. F.(2010). Teori Kpribadian Edisi 7 buku 2.
Jakarta : Salemba Humanika
Feist jess ,Feist
Gregory J. 2014. Teori Kepribadian Theoris of Personality. Jakarta: Humanika
Salemba
Jarvis, Matt.
2006. Teori-Teori Psikologi. Bandung:
Nusamedia.
Taniputera, Ivan. 2005. Psikologi
Kepribadian. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Widosari, Lilik. Upaya Meningkatkan
Kedisiplinan Melalui Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Behavior pada
Siswa.http://e-journal.ikip-veteran.ac.id/ (diakses tanggal 14 febuari
2016)
Yusuf, Syamsu
&Juntika Nurihsan. 2007. Teori
Kepribadian. Bandung: Rosda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar