Kamis, 03 November 2016

Makalah Evaluasi Responsif Dalam BK


 "Terimakasih Kelompok Sella Dwi Indriyani BK UMMgl"

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, sebagai salah satu tugas untuk mengikuti proses perkuliahan Analisa dan Evaluasi Program BK. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang model evaluasi responsif. Dengan mempelajari materi ini diharapkan kami dapat lebih mengetahui tentang materi tersebut.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu diucapkan terimakasih kepada :
1.    Dra.Indiati,M.Pd dan Paramita Nuraini, M.Pd.,Kons. sebagai dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat mengkaji secara mandiri tentang model evaluasi responsif.
2.    Sesama anggota kelompok  yang  telah bersama-sama mencari dan mengkaji materi sehingga tersusun makalah ini, dan
3.    Semua pihak  yang tidak  bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memahami  model evaluasi responsif. Saran dan masukan untuk  perbaikan makalah ini kami terima dengan senang hati dan sukses untuk kita semua.


                 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling berada pada ranah pendidikan membutuhkan adanya peningkatan mutu agar senantiasa mampu memenuhi kebutuhan individu baik di sekolah maupun masyarakat pada umumnya. Guru pembimbing sebagai tenaga profesional senantiasa melakukan yang terbaik setiap hari dengan melakukan perbaikan, dan inovasi. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk didalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (1990:47), evaluasi program bimbingan adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan. Adanya evaluasi BK yang terus menerus akan senantiasa membantu guru pembimbing untuk dapat melakukan perbaikan dan inovasi dalam penyelenggaraan BK di sekolah. Dengan adanya perbaikan dari segi pelayanan itu juga akan memberi dampak yang positif terhadap anak bangsa.
Dalam melakukan evaluasi, perlu mempertimbangkan model evaluasi yang akan digunakan. Model evaluasi merupakan suatu design yang dibuat oleh pakar evaluasi. Banyak model evaluasi yang menggambarkan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh guru. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang salah satu model evaluasi yaitu model evaluasi responsif.




B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan evaluasi?
2.      Apa yang dimaksud dengan evaluasi program bimbingan?
3.      Apa yang dimaksud dengan model evaluasi resposif ?
4.      Apa saja kelemahan dan kelebihan model evaluasi responsif?
5.      Bagaimana langkah-langkah model evaluasi responsif?

C.     Tujuan Penulisan
1.        Untuk mengetahui pengertian evaluasi
2.        Untuk mengetahui pengertian evaluasi program bimbingan.
3.        Untuk mengetahui model evaluasi responsif.
4.        Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan model evaluasi responsif.
5.        Untuk mengetahui langkah-langkah model evaluasi responsif.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Evaluasi
Evaluasi (bahasa Inggris:Evaluation) adalah proses penilaian. Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian, kita tidak mungkin dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan. Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain bahwa keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat lewat kegiatan penilaian.
Pengertian lain dari evaluasi juga dikemukakan oleh Wrightstone, dkk (1956) pengertian evaluasi adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu. Sedangkan menurut Suchman sebagaimana yang dikutip oleh Arikunto bahwa memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Jadi dapat disimpulkan evaluasi adalah Proses penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan beberapa kegiatan untuk mendukung tercapainya tujuan.

B.     Evaluasi program bimbingan
Evaluasi program bimbingan dan konseling ialah upaya menelaah atau menganalisis program layanan BK yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan secara khusus dan program pendidikan secara umum ( Moh. Surya dan Rochman Natawidjaja: 1986). Evaluasi program bimbingan menurut W.S Winkel (1991:135), adalah usaha menilai efesiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program bimbingan. Adapun menurut Dewa Ketut Sukardi (1990:47), evaluasi program bimbingan adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Jadi, evaluasi pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling merupakan usaha menilai efesiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan itu sendiri  yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan secara khusus dan program pendidikan secara umum dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.

C.     Model Responsif
Evaluasi responsif merupakan model penelitian evaluasi yang bersifat kualitatif. Evaluasi ini juga diberi nama evaluasi yang berpusat pada klien. Penelitian responsif mengambil sampel dengan cara purposive (secara sengaja), mencari informasi dari pihak yang bersebrangan, dan laporan bersifat ekspresif atau disesuaikan dengan kebutuhan.
 Model Evaluasi Responsif dikembangkan pada tahun 1975 oleh Robert Stake. Evaluasi ini diberi nama evaluasi yang berpusat pada klien. Menurut Stake, Evaluasi disebut respon jika memenuhi tiga criteria:
1.      Lebih berorientasi pada secara langsung kepada aktivitas program dari pada tujuan program
2.      Merespons kepada persyaratan kebutuhan informasi dari audiens;
3.      Perspektif nilai-nilai yang berbeda dari orang-orang dilayani dilaporkan dalam kesuksesan dan kegagalan dari program.
Evaluasi responsive lebih berorientasi pada aktivitas, keunikan dan keragaman social dari program. Model ini menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Tylor dalam Moleong ,1993:3) . Pendekatan naturalistik adalah cara mengamati dan mengumpulkan data yang dilakukan tanpa memanipulasi subjek yang diteliti .
Dalam evaluasi responsif lebih dikenal isu ketimbang rumusan masalah. Isu merupakan hal penting yang menjadi kajian, atau sebuah studi evaluasi. Hal yang menjadi permasalahan sebuah program dapat menjadi isu dalam penelitian. Karena itu pemahaman awal akan program yang dievaluasi dapat memudahkan dalam menentukan isu.
Evaluasi tidak diartikan sebagai pengukuran melainkan pemberian makna atau melukiskan sebuah realitas dari berbagai perspektif orang-orang yang terlibat, berminat dan berkepentingan dengan program pembelajaran. Tujuan evaluasi adalah untuk memahami semua komponen program pembelajaran melalui berbagai sudut pandang yang berbeda. Instrumen yang digunakan pada umumnya mengandalkan observasi langsung maupun tidak langsung dengan interpretasi data yang inpresionistik.
D.    Kelebihan dan Kelemahan Evaluasi Responsif:
Kelebihan evaluasi responsif
1.      Peka terhadap berbagai pandangan dan kemampuannya mengakomodasi pendapat yang ambigu serta tidak fokus.
Kekurangan evaluasi responsif :
1.      Pembuat keputusan sulit menentukan prioritas atau penyederhanaan informasi
2.      Tidak mungkin menampung semua sudut pandang dari berbagai kelompok
3.      Membutuhkan waktu dan tenaga

E.     Langkah-langkah kegiatan evaluasi
1.      Observasi
2.      Merekam hasil wawancara
3.      Pengumpulan data
4.      Mengecek pengetahuan awal
5.      Mengembangkan desain atau model
Berdasarkan langkah-langkah ini evaluator mencoba responsif terhadap orang-orang yang berkepentingan pada hasil evaluasi. Hal yang penting dalam model responsif adalah pengumpulan dan sintesis data.
a.       Fase-fase evaluasi responsive yang dikemukakan oleh stake :
1.      Pendahuluan, transaksi, dan hasil
2.      Penemaan ‘tema’ : mempersiapkan evaluasi dan studi kasus
3.      Pengesahan/konfirmasi
4.      Memisahkan format yang digunakan untuk audience
5.      Memasang laporan formal, jika ada
6.      Berbicara dengan klien: setiap program dan audience
7.      Identifikasi bidang program
8.      Meninjau aktivitas program
9.      Menemukan tujuan dan focus pada tujuan
10.  Mengonsep persoalan dan masalah
11.  Identifikasi kebutuhan dan mengulang persoalan pokok
12.  Memilih observasi, memutuskan dan pemberian instrument (jika ada)
Pendekatan kepada peserta evaluasi dengan mengolaborasi informasi penting dan teknik pengumpulan data secara rasional. Stake menyerukan untuk mengikuti pendekatan ini dengan beberapa alasan:
·         Membantu audience untuk mengerti evaluasi program ini dapat dilakukan melalui interaksi yang alamiah antara evaluator dan audience.
·         Mendapatkan pengetahuan dari pengalaman manusia.
·         Pengamatan yang alami.
·         Mempelajari suatu objek secara mendalam.

b.      Faktor yang mempengaruhi evaluasi responsif
1.      Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran umum maupun pembelajaran khusus saling bertentangan satu sama lain dilihat dari kebutuhan sekolah, kurikulum, guru dan sebagainya.
2.      Sistem sekolah
Faktor ini perlu dipertimbangkan dengan matang dan hati-hati karena melibatkan berbagai komponen yang saling berinteraksi dan ketergantungan.
3.      Pembinaan guru
Banyak program pembinaan guru yang belum menyentuh secara langsung tentang evaluasi. Program pembinaan guru lebih banyak difokuskan pada pengembangan kurikulum dan metodologi pembelajaran. Hal ini pula yang menyebabkan perbaikan sistem evaluasi pembelajaran menjadi kurang efektif.




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Evaluasi adalah Proses penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan beberapa kegiatan untuk mendukung tercapainya tujuan. evaluasi pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling merupakan usaha menilai efesiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan itu sendiri  yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan secara khusus dan program pendidikan secara umum dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Evaluasi responsif merupakan model penelitian evaluatif yang bersifat kualitatif. Model Evaluasi Responsif dikembangkan pada tahun 1975 oleh Robert Stake. Evaluasi ini diberi nama evaluasi yang berpusat pada klien. Evaluasi responsive lebih berorientasi pada aktivitas, keunikan dan keragaman social dari program. Model ini menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik.
Kelebihan evaluasi responsif :Peka terhadap berbagai pandangan dan kemampuannya mengakomodasi pendapat yang ambigius serta tidak fokus. Kekurangan evaluasi responsif : Pembuat keputusan sulit menentukan prioritas atau penyederhanaan informasi,Tidak mungkin menampung semua sudut pandang dari berbagai kelompok, Membutuhkan waktu dan tenaga
Langkah-langkah kegiatan evaluasi : Observasi,Merekam hasil wawancara, Pengumpulan data,Mengecek pengetahuan awal ,Mengembangkan desain atau model.

B.     SARAN
Sebagai seorang calon pendidik, hendaknya kita dapat memperdalam pengetahuan kita tentang evaluasi supaya kita bisa melaksanakan kegiatan evaluasi dengan benar dan tepat sasaran.


DAFTAR PUSTAKA


Arifin, Zainal.2010.Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik,Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Badrujaman, Aip. (2009). Diktat Teori dan Praktek Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta.
Winkel,W.S. & Sri, Hastuti.(2010).bimbingan dan Konseling di Institut Pedidikan. Yogyakarta:Media Abadi.
Bakhtubaka04.blogspot.co.id/2013/06/evaluasi-bk_26.html?m=1
Pendidikan-universal.blogspot.co.id/2012/06/model-evaluasi-responsif.html?m=1



Makalah MODEL EVALUASI FORMATIF dan SUMATIF dalam BK

"Terimakasih kelompok Achmad Anugerah Faisal BK UMMgl" 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sejak lama. Pada masa Yunani, evaluasi telah dilakukan walaupun masih dalam bentuk sederhana dan kurang profesional. Misalkan saja Sicrates Yang membuat evaluasi sederhana terhadap pelajaran yang ia berikan kepada murid-muridnya. Pada tahun 1970 evaluasi  baru menjadi suatu kajian yang diangkat sebagi studi tersendiri dan dianggap profesi yang profesional. Hal ini ditamdai dengan banyak ahli yang memiliki perhatian pada bidang evaluasi diberbagai bidang kehidupan seperti pendidikan, sosial, serta kesehatan { Mohammad David Romansyah   12110137} . Evaluasi dalam pengajaran tidak semata-mata dilakukan terhadap hasil belajar, tetapi juga harus dilakukan revisi desain pengajaran itu sendiri.Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas bagaimana evaluasi itu dari segi: pengertian,  klarifikasi evaluasi menjadi dua (evaluasi formatif dan sumatif) beserta contoh dari kedua macam klarifikasi tersebut
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan Evaluasi ?
2.      Apakah yang dimaksud dengan Evaluasi Formatif ?
3.      Apakah yang dimaksud dengan Evaluasi Sumatif ?
4.      Apakah Tujuan Evaluasi Formatif dan Sumatif ?
5.      Apakah Fungsi Evaluasi Formatif dan Sumatif ?
6.      Bagaimanakah Teknik Evaluasi Formatif ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Evaluasi
Secara harfiah, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yakni evaluation; dalam bahasa Arab berarti al-taqdîr (التقدير); dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value; dalam bahasa Arab berarti al-qîmah (القيمة); dalam bahasa Indonesia berarti nilai. Dengan demikian, secara harfiah evaluasi pendidikan adalah penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. (Sudijono, 2007: 1).Adapun dari segi istilah, terdapat berbagai definisi yang diungkap oleh para ahli. Di antaranya adalah seperti yang dikatakan Anas Sudijono, yang mengutip Edwind Wandt dan Gerald W. Brown mengatakan evaluation refer to the act or process to determining the value of something (evaluasi menunjukkan kepada atau mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu). (Sudijono, 2007: 1) Sedangkan menurut Rusman, dia mengutip berbagai definisi tentang evaluasi sebagai berikut: Gronlund mengatakan bahwa proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi atau data untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Hopkins dan Antes mengatakan evaluasi adalah pemeriksaan secara terus menerus untuk mendapatkan informasi yang meliputi siswa, guru, program pendidikan, dan proses belajar mengajar untuk mengetahui tingkat perubahan siswa dan ketepatan keputusan tentang gambaran siswa dan ketepatan keputusan tentang gambaran siswa dan efektifitas program. MacDonald berpendapat bahwa evaluation is the process of conceiving, obtaining and communicating information for guidance of educational decision making with regard to a specified programme (evaluasi adalah proses memahami, memperoleh dan memberitahukan informasi untuk bimbingan pendidikan dengan membuat keputusan untuk sebuah program yang telah ditetapkan). Menurut Morrison, evaluasi adalah perbuatan pertimbangan berdasarkan seperangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. (Rusman, 2009: 93) Dari berbagai definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa evaluasi dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
1.        Proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan dengan tujuan yang telah ditentukan.
2.        Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan.

B.     Pengertian Evaluasi Formatif
Secara umum evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan di tengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pembelajaran atau subpokok bahasan dapat diselesaikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik “telah terbentuk” sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan(Sudijono, 2007: 23).
 Sedang pada kaitannya dengan Bimbingan dan Konseling,Menurut Scriven (1991) dalam diktat teori dan praktek evaluasi program bimbingan dan konseling (Aip Badrujaman, 2009), evaluasi formatif adalah suatu evaluasi yang biasanya dilakukan ketika suatu produk atau program tertentu sedang dikembangkan dan biasanya dilakukan lebih dari sekali dengan tujuan untuk melakukan perbaikan.
C.     Pengertian Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan setelah sekumpulan program pelajaran selesai diberikan. Dengan kata lain evaluasi yang dilaksanakan setelah seluruh unit pelajaran selesai diajarkan (Sudijono, 2007: 23).
D.    Tujuan Evaluasi Formatif dan Sumatif
a.       Tujuan Evaluasi Formatif
1)    Evaluasi formatif adalah mengetahui sejauh mana program yang dirancang         dapat berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan. Dengan diketahui hambatan dan hal-hal yang menyebabkan program tidak lancar, pengambilan keputusan secara dini dapat mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian tujuan program.
2) Untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk                     melakukan perbaikan suatu produk atau program.
b.      Tujuan Evaluasi Sumatif
1)  Untuk mengukur ketercapaian program.
2)  Untuk mengetahui seberapa jauh kurikulum yang telah disusun sebelumnya memberikan hasil pada siswa antara lain mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
E.     Fungsi Evaluasi Formatif dan Sumatif
a.       Fungsi Evaluasi Formatif
1)     Sebagai balikan bagi siswa dan guru tentang kemajuan belajar.
2)     Untuk memperoleh informasi yang dapat membantu memperbaikai proyek, kurikulum, atau lokakarya.
b.      Fungsi Evaluasi Sumatif
1)           Menentukan kenaikan tingkat atau kelulusan, pada akhir program atau pengajaran.
2)           Sebagai sarana untuk mengetahui posisi atau kedudukan individu di dalam kelompoknya.
F.      Teknik Evaluasi Formatif
1)             Review ahli (Expert Review); yakni evaluasi dimana ahli mengkaji ulangprogram layanan dengan atau tanpa kehadiran evaluator. Ahli ini bisa ahli materi, ahli teknis, pernacang, atau instruktur.Review ahli adalah proses dimana seorang atau beberapa ahli melakukan riview terhadap muatan program layanan yang masih kasar atau masih dalam rancangan (draft) untuk menentukan kelebihan dan kelemahannya. Hal ini biasa dilakukan dalam tahap pertama pada proses evaluasi formatif. Evaluasi bersama ahli ikut bersamaan dan mencatat komentar-kom91entar ahli serta menanyakan informasi yang lain.

Review ahli memiliki kelebihan, antara lain: (1) review menghasilkan tipe informasi yang berbeda jika dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari evaluasi orang per orang, kelompok kecil, atau uji lapangan, (2) kadang-kadnag ahli yang dibutuhkan telah ada dan dibayanr denga murah. Sedangkan kelemahannya antara lain: (1) riview ahli tidak memberikan pandangan atau pendapat dari sudut pandang siswa, (2) review ahli memerlukan biaya yang tinggi jika orang lain harus didatngkan dari wilayah yang jauh.

Informasi yang dapat digali dari pelaksanaan review ahli anatar lain: (1) informasi yang berkaitan dengan materi (content), seperti kelengkapan, akurasi, kepentingan, serta kedalaman, (2) informasi yang berkaitan dengan desain intruksional, seperti kesesuaian karakteristik dan, tugas perkembangan siswa, kesesuaian antara tujuan-materi-evaluasi, ketepatan pemilihan media, ketertariakn bagi siswa (3) informasi yang berkaitan dengan implementasi, seperti kemudahan penggunaan, kesesuaian dengan lingkungan belajar sebenarnya, kesesuaian denga lingkungan (4) informasi kualitas teknis seperti kualitas layout, grafis, audio, visual, dll.
2)             Evaluasi orang per orang (one-to-one Evaluation); yaitu wawancara yang dilakukan secara perorangan oleh evaluator terhadap beberapa siswa dimana secara satu persatu sisa diminta untuk memebrikan komentarnya.
3)             Evaluasi kelompok kecil (small group); yaitu evaluasi diaman evaluator menguji cobakan suatu program layanan pada suatu kelompok siswa dan mencatat performance dan komentar-komentarnya.
4)             Uji lapangan (field test); yaitu evaluasi di mana evaluator mengobservasi program layanan ynag diujicobakan kepada sekelompok siswa tertentu dalam suatu situasi nyata.Evaluasi yang dilakukan terhadap suatu  program  layanan  yang sudah selesai dikembangkan,  tapi masih membutuhkan atau memungkinkan untuk direvisiakhir, dengan tujuan untuk mengkonfirmasi akhir, memperoleh pendapat akhir dan menguji keefektifan serta kemampuan untuk diimplementasikan terhadap program  layanan yang   sudah dalam tahap akhir pengembangan.
Salah satu kelebihan umum dari uji lapangan adalah bahwa dengan evaluasi ini akan diperolehin formasi apakah program  layanan dengan menggunakan metode ditentuakan benar-benar berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Menurut Tessmer (1996) ,ada beberapa focus penggalian informasi  yang perludi jdikan patokan dalam uji lapangan ,diantaranya adaalah :
1.      Kemampuanuntukdilaksanakan
2.      Kesinambungan
3.      Efektifitas
4.      Kecocokandenganlingkungan
5.      Hal-hal apa saja yang menyebabkan program layananitumembosankan
G.    Perbedaan Evaluasi Formatif dan Sumatif
Seperti yang dikatakan Rusman mengutip pendapatnya Scriven, dia (Scriven) telah membuat perbedaan antara evaluasi sumatif dan formatif. Dalam evaluasi sumatif, evaluasi berfungsi untuk menetapkan keseluruhan penilaian program. Termasuk menilai keseluruhan manfaat program tertentu dalam hubungannya dengan kontribusi terhadap kurikulum sekolah secara total. Dalam evaluasi formatif meliputi pembuatan penilaian dan usaha untuk menentukan sebab-sebab khusus. Informasi yang diperoleh dalam evaluasi formatif memberi kontribusi terhadap revisi program. Ini memungkinkan pengembang kurikulum untuk mengubah dan mengembangkan kurikulum sebelum menetapkan bentuk final. Perbedaan yang mendasar antara dua tipe evaluasi ini menyangkut bagaimana evaluasi diperlakukan, apa yang akan dievaluasi dan bagaimana hasilnya akan digunakan. (Rusman, 2009: 101)




BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
        Dari banyak model-model evaluasi perlu kita ketahui bahwa evaluasi adalah merupakan proses membandingkan antara tujuan yang di tetapkan dengan tujuan yang di capai dan perlu di tekankan untuk memperoleh gambaran efektivitas system pendidikan yang mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan dan harus di laksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan di capai secara berkelanjutan
        Sebagai calon guru bk harus mengetahui evaluasi yang mana yang paling tepat untuk di gunakanya dalam program bimbingan dan konseling.Diantara Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif memiliki perbedaan yang mendasar dalam pelaksanaan dimana Evaluasi Formatif dilakukan pada setiap selesai satu program/sub pokok bahasan langsung dievaluasi sebelum menuju ke program/sub pokok selanjutnya,sedangkan model evaluasi Sumatif dilakukan setelah semua proram atau bab yang ada telah selesai barulah di evaluasi secara keseluruhan.



Daftar Pustaka
Badrujaman, Alip.2011. Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling. Jakarta: indeks.
Winkel, W. S. & Sri, Hastuti. (2010) bimbingan dan Konseling di Institut Pedidikan. Yogyakarta:Media Abadi.
Arikunto, Suharsimi & Cepi Safrudin Abdul Jabar. (2009). Evaluasi program pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Bumi Aksara.
Badrujaman, Aip. (2009). Diktat teori dan praktek evaluasi program bimbingan dan konseling. Jakarta.
Gysbers, N. C., & Henderson, P. (2006). Developing and managing your school guidance and counseling program (4th ed.). Alexandria, VA: AmericanCounseling Association.Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Edisi 2. Jakarta: Rajawali Press.
Silveirus, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.